Kabupaten Temanggung – Bermusik merupakan sebuah langkah untuk mengekspresikan jiwa manusia. Eksistensi musik pada hakikatnya bukan hanya sebagai sebuah seni yang menekankan pada keindahan semata, akan tetapi juga bagaimana menkombinasikannya dengan ruang sastra. Hal ini ditujukan untuk memperdalam emosi lirik dalam musik itu sendiri serta membuat nuansa atau kesan bagi para pendengarnya.
Eksistensi musik yang memberikan kesan mendalam ini akhirnya membuat seorang Calon Kader Juang Kabupaten Temanggung bernama Maharani Prasetia Cahyani tertarik untuk mendalami dan menggelutinya. Perempuan yang familiar disapa Rani pada dasarnya mulai tertarik dengan musik semenjak duduk di sekolah dasar. Dengan dukungan penuh dari keluarga, akhirnya kini ia mampu menjadi pemain musik profesional.
Lompatan terbesar yang dilaluinya terjadi ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Berbekal latihan keras dan juga konsistensi dalam belajar serta mendalami musik, akhirnya ia dinobatkan menjadi pemain inti band sekolah. Kiprahnya bukan hanya mendapatkan penghargaan di lingkup kabupaten saja, Rani dan teman-temannya juga tercatat pernah menjadi gueststar untuk festival musik di tingkat provinsi. Hal ini tentu menjadi sebuah kebanggan serta motivasi bagi Rani untuk terus berkarya, berproses, berprogres, dan mengekspresikan diri melalui seni musik.
Ditemui di Wonosari, Bulu, Rani menuturkan tentang pentingnya sebuah kreativitas dan inovasi dalam bermusik. “Musik adalah cara memanifestasikan perasaan dan jiwa manusia. Supaya jiwa tersebut dapat tersampaikan, maka diperlukan kreativitas dan inovasi, utamanya dalam bidang komposisi, kombinasi, sekaligus dalam proses arransemen. Musik pada dasarnya mampu menstimulasi seseorang untuk terus produktif dengan berbagai karyanya,” tutur Rani. Senin (19/04/2021).

Era Pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan tersendiri yang mesti dihadapi oleh Rani. Dengan adanya kebijakan pembatasan mobilitas sosial serta larangan untuk berkerumun membuatnya harus mencari alternatif solutif dalam rangka menyalurkan hobinya. Jika formulasi ini tidak ditemukan, maka besar kemungkinan hobinya tersebut tidak tersalurkan dengan baik dan produktif.
Berbekal keahlian di bidang teknologi dan informasi yang didapatkan secara otodidak, akhirnya Rani mencoba membuat skema untuk mengekspresikan karyanya kepada publik. Era modernisasi menyajikan fasilitas bernama internet, sehingga antar penggunanya bisa saling terhubung serta memungkinkan untuk berkomunikasi.
“Era modernisasi ini membawa kita ke dunia digital. Berbagai platform yang tersedia mampu untuk mengakomodasi kepentingan, utamanya dalam mempublikasikan karya. Begitu juga dengan era disrupsi yang sangat membantu dalam proses editing karya seiring dengan perkembangan teknologi mutakhir,” pungkas Rani.
Koresponden: Enggar dan Zidan