Kabupaten Purworejo – Kisa inspiratif datang dari Ketua DPC BMI Purworejo, Martin Aryanto yang dikenal dengan semangatnya dalam mengenalkan branding kopi lokal Purworejo. Ia juga mendirikan Komunitas Krema Kopi Purworejo dengan semangat menghijaukan bumi, memerahkan kopi.
“Sejak tahun 2013, Krema Kopi dulu bernama Komunitas Penggemar Kopi (KPK) yang mempunyai visi misi melekatkan rasa persaudaraan lewat minuman kopi, memanusiakan manusia lewat kopi,” kata Martin membuka obrolan dalam wawancara secara virtual dengan Koresponden Derap Juang, Selasa (29/6/2021).

Seiring berjalannya waktu, Martin kemudian muncul ide untuk memberdayakan lebih optimal dengan tujuan membesar brand kopi di Purworejo. Menurutnya, kopi Purworejo memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan wilayah lain, pun cita rasanya saat di sruput begitu mantap.
“Dari hulu ke hilir, dari petani sampai pada proses penyeduan hingga bisa dinikmati para penggemar, kopi Purworejo memiliki cita rasa yang berbeda dengan kopi di wilayah lain,” tambahnya.
Kader Banteng Purworejo ini juga membeberkan jenis-jenis brand kopi yang di pasarkan di Krema Kopi Purworejo. “Krema Kopi Purworejo terus selalu mengangkat kopi lokal berkualitas dengan brand yang tak kalah dari daerah-daerah lain, seperti kopi gumregah, kopi benowo, kopi JK, kopi djo, kopi ndelik wae, kopi kapten, kopi gunung kembang, kopi nyongsiro, oemah kopi, kopi enak. dan masih banyak lagi yang tercantum dalam akun resmi Krema Kopi Purworejo,” ucapnya.

Dalam pemasarannya, dia mempunyai produk gravitasi kopi yang berkerjasama dengan Rumah Aspirasi Vita Ervina, salah seorang anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng 6 (Kota Magelang, Kab. Magelang, Kab. Wonosobo, Kab. Temanggung dan Kab. Purworejo).
Sebagai founder Krema Kopi Purworejo, Martin selalu menggiatkan kegiatan rutin menanam benih kopi yang sudah di jalankan di beberapa kecamatan seperti Kaligesing, Pituruh, Kemiri, dan Bagelen dengan letak geografis yang sangat sesuai untuk tanaman kopi.
Menurutnya, tanaman kopi juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan alam. Di sisi-sisi lain, juga terdapat potensi sebagai obyek wisata yang bisa mendatangkan income baik buat petani maupun warga desa sekitarnya. Selain itu, juga mengedukasi petani dalam memetik kopi, yang mana ada jalinan yang tersusun dari petani, pemroses, marketing sampai penikmat.
“Trihitakarana (tiga penyebab kebahagiaan), menuhankan tuhan (manusia dengan tuhan), memanusiakan manusia (manusia dengan sesamanya), mengalamkan alam (manusia dengan alam), melalui kopi dan budaya bangsa. Berpedoman pada trisakti dalam pelaksanaannya berdaulat, berdikari, dan berbudaya,” pungkasnya.
Koresponden : Dewi