Kerja Keras Mbak Yuni Mempersiapkan Sragen Menjadi Zona Hijau

0

Kabupaten Sragen – Kerja keras dan gotong royong Pemerintah Kabupaten Sragen yang di komandoi oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati atau yang akrab disapa Mbak Yuni membuahkan hasil menggembirakan. Perkembangan kasus Covid-19 di bumi sukowati menunjukkan progres positif. Hal ini dapat dilihat dari rasio transmisi lokal dan tingkat kesembuhan Covid-19. Implikasinya ialah Kabupaten Sragen yang saat ini berada di zona kuning tengah bersiap untuk menuju zona hijau.

‘’Saat ini Sragen masih zona kuning tetapi kami menuju zona hijau karena rasio transmisi lokal semakin menurun,’’ kata Mbak Yuni, Bupati Sragen yang juga Kader PDI Perjuangan Sragen.

Selain itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tidak mengalami pertambahan dalam kurun waktu tertentu juga menjadi indikator keberhasilan dari Pemerintah Kabupaten Sragen dalam menangani pandemi Covid-19.

Mbak Yuni menjelaskan, dari 50 kasus positif Covid-19 yang ada di Kab. Sragen, hanya 8 kasus yang berasal dari transmisi lokal. Sedangkan, untuk saat ini masih tersisa 10 orang positif Covid-19 dengan penjabaran, 7 di antaranya berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Kesepuluh pasien tersebut telah melewati tes swab evaluasi pertama dengan hasil negatif. Harapannya pada evaluasi kedua bisa negatif lagi sehingga 10 pasien tersebut dapat dinyatakan sembuh.

‘’Kalau 7 orang yang masih dirawat nanti hasil tes swab kedua negatif, maka Sragen bisa segera masuk zona hijau,’’ tambah Mbak Yuni.

Mbak Yuni menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Sragen telah memberikan izin kepada warga untuk menggelar hajatan, namun dengan catatan harus menerapkan protokol kesehatan dan memperhatikan luas tempat hajatan. Selain itu, jumlah tamu undangan juga tidak boleh lebih dari 50 persen dari kapasitas tempat.

‘’Meski warga sudah boleh menggelar hajatan, tapi kami menganjurkan agar lebih baik acaranya ditunda dulu kalau bisa sampai kondisi benar-benar kondusif selesai pandemi,’’ pungkasnya.

Koresponden : Rafif Abrar S dan Isa Budi Kahono