Kota Semarang – Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman hadir sebagai narasumber pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Sosialisasi Peran Aktif Kelembagaan dalam Mengatasi Bencana di Kecamatan Tugu. Acara yang beralangsung di Aula Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu ini juga turut dihadiri oleh Camat Tugu Pranyoto beserta jajarannya, Lurah Mangunharjo beserta Jajarannya, Plt. Lurah Mangkang Wetan beserta jajarannya, Ketua LPMK, Ketua RW dan Ketua RT, Tim Penggerak PKK, serta Karang Taruna.
Dalam kesempatan ini, Kadar Lusman mengatakan bahwasanya wilayah Kota Semarang memiliki topografi berupa dataran rendah. Karena dekat dengan laut, maka banjir rob menjadi salah satu potensi bencana yang harus disikapi dengan bijak oleh seluruh stakeholder, terutama pemerintah bersama masyarakat.

“Ketika berbicara topografi, Kota Semarang adalah wilayah dataran rendah. Di wilayah utara, kita berbatasan dengan laut. Tantangan yang harus dihadapi adalah munculnya banjir rob. Untuk itu, maka pemerintah baik eksekutif maupun legislatif berkomitmen untuk melakukan upaya preventif sehingga tidak ada lagi banjir rob nantinya. Masyarakat juga harus ikut terlibat, salah satunya dengan tidak mendirikan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) dan wilayah sepanjang pantai,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kadar Lusman juga menekankan bahwasanya pemerintah punya program dalam upaya mitigasi bencana baik ketika pencegahan maupun penanggulangan. Masyarakat Tugu diharapkannya senantiasa membangun komunikasi dengan pemerintah baik eksekutif maupun legislatif sehingga nantinya terdapat tindak lanjut konkret di lapangan.
“Kita pastikan pemerintah hadir, baik ketika mencegah maupun menanggulangi. Pembersihan DAS ataupun reboisasi pesisir bisa diajukan oleh masyarakat Tugu dan nantinya kita bantu untuk melaksanakan di lapangan. Yang kita tegaskan adalah pada proses pencegahannya, karena ketika pasca bencana tentu sudah ada dampak negatifnya. Jadi, gunakan saluran-saluran yang ada, kelembagaan pemerintah sebagai partner di lapangan untuk mencegah terjadinya bencana alam di wilayah Tugu ini,” terangnya.
Terakhir, Kadar Lusman yang juga merupakan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Semarang tak lupa menjelaskan bahwasanya upaya mitigasi bencana bisa dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Peran seorang ibu untuk memberikan edukasi pada anaknya terkait tindakan yang menyebabkan bencana alam tentunya menjadi investasi masa depan sehingga generasi penerus bangsa tersebut di masa yang akan datang punya pemikiran yang inklusif dalam upaya konservasi alam.
“Bukan hanya kita, tapi anak dan cucu kita juga mesti diberikan edukasi terkait upaya mitigasi bencana. Tumbuhkan kesadaran pada generasi penerus bangsa tersebut makna penting kelestarian alam sehingga mereka peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Peran ibu-ibu dalam konteks ini sangat penting, karena mereka-lah yang menjadi pendidik utama bagi anak-anak. Untuk itu, ibu-ibu harus punya wawasan dan pengetahuan yang luas terkait hal tersebut. Optimalkan kelembagaan di tingkat kelurahan seperti halnya PKK untuk menjadi ruang diskusi bagi pendidikan anak terkait konservasi ekologi,” tutupnya.
Koresponden : Wisda