Jurus Jitu Kader Banteng Mengentaskan Kemiskinan Kota Semarang

0
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi

Kota Semarang – Salah satu bukti keberhasilan dalam pembangunan ialah pengendalian kemiskinan. Saat ini kemiskinan menjadi tujuan satu di antara Sustainable Development Goals (SDGs) pemerintah. Untuk menjalankan agenda tersebut, butuh keterlibatan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha (sektor swasta), dan masyarakat.

Pemerintahan Kota Semarang dalam konsep pengentasan kemiskinan dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni untuk dalam usia produktif, dan untuk warga lanjut usia (tidak produktif). Dilansir dari semarang.go.id, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menjelaskan terkait penanganan untuk usia produktif, akan diberikan pelatihan UMKM atau program pelatihan yang dapat mengembangkan kemampuannya. Sedangkan untuk lansia atau usia tidak produktif, akan diberikan sumbanga sosial dan program-program amal.

Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, juga menginisiasi sebuah big data melalui progam Sistem Informasi Daya Terpadu Kesejahteraan Sosial (Sidaksos). Program ini tidak hanya menampilkan data angka saja, melainkan siapa saja dalam angka tersebut. Sidaksos ini, juga ditunjang program-program unggulan yang digalakan Wali Kota Semarang. Seperti program penguatan layanan publik gratis dari lahir sampai meninggal, pembangunan market space sebagai pusat pelatihan dan sarana aktivitas pelaku industri, religion center di setiap Kecamatan, peningkatan daya tarik wisatawan, dan masih ada beberapa program lainnya. Selain itu, Pemkot Semarang juga berkerjasama dengan Kemensos RI untuk menurunkan angka kemiskinan.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang, mencatat tren angka kemiskinan di Kota Semarang secara perkapita bulanan pada periode 2017-2019 mengalami tren cukup positif. Pada 2017, sebesar 402 297/kapita/bulan. Pada 2018, sebesar Rp 427.511/kapita/bulan. Pada tahun 2019, sebesar Rp 474 930/kapita/bulan. Sedangkan secara jumlah jiwa, angka kemiskinan di Kota Semarang dalam 11 tahun terakhir cenderung menurun. Pada tahun 2010 dengan angka 5,11 persen dan di tahun 2019, turun menjadi 3,98 persen. Namun pada tahun 2020, tren kemiskinan di Kota Semarang mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 selama tahun 2020 dan sampai sekarang.

Menyikapi hal ini, Ketua DPC PDI Perjuangan tersebut, akan terus mengupayakan agar kemiskinan di Kota Semarang mengalami penurunan. Tekad ini selaras dengan semboyan PDI Perjuangan, yang mana sebagai Partainya wong cilik dan sejalan dengan semangat Bung Karno dalam memperjuangkan serta membela nasib rakyat miskin.

Penulis: Safii Mohamad

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here