Kabupaten Banjarnegara – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Tengah, Hj. Sri Ruwiyati, S.E., M.M., bersama Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (Disporapar) menyelenggarakan kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Tahun 2021. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balai Desa Derik, Kecamatan Susukan.

Kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan dihadiri pula oleh, Budi Santoso, S.Pd, perwakilan Disporapar Jawa Tengah beserta jajarannya, Ismawan Setya handoko, S.E., selaku Ketua DPRD Kab. Banjarnegara, H. Didi Sunaryo, selaku Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kab. Banjarnegara, Wahju Djatmika, AL.BS, S.E., selaku Wakabid Kenggotaan dan Organisasi DPC PDI Perjuangan Banjarnegara, Kepala Desa Derik, Mardika Wulansari, M.Pd, para tokoh masyarakat Desa Derik, Pemuda, perwakilan masyarakat dari 15 Desa yang berada di Kecamatan Susukan, serta unsur Pemerintah Desa Derik.
Dalam kesempatan tersebut, Hj. Sri Ruwiyati mengatakan,”melalui wawasan kebangsaan ini, saya berharap, adanya pemerdayaan, serta penguatan kepada masyarakat terhadap berbangsa dan bernegara yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta NKRI,” tuturnya.

Sri Ruwiyati juga berharap kepada peserta, agar betul-betul memahami tentang wawasan kebangsaaan. Menurutnya, orangtua mempunyai peranan penting dalam membangun karakter seorang anak sejak dini, bisa melalui membaca buku sejarah, maupun memperkenalkan Pancasila sebagai ideologi negara.
“Saya khawatir, apabila hal ini dibiarkan, maka para generasi muda seperti sekarang ini kurang memahami wawasan kebangsaan. Tidak hanya itu, rasa cinta terhadap negara juga luntur begitu pula dengan jiwa nasionalismenya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kab. Banjarnegara, Ismawan Setya Handoko, S.E., yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Banjarnegara mengungkapkan, pentingnya dari Kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Tahun 2021, agar setiap warga negara Indonesia, tidak lupa dengan arti dari empat pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta NKRI.
“Bung Karno sebagai penggali Pancasila. Bung Karno menggali dari tradisi bangsa kita yang beraneka ragam. Inilah kebesaran Bung Karno, inilah peran historis dari Bung Karno. Dari situlah banyak pandangan, Bung Karno meramu semuanya, sehingga menjadi lima butir Pancasila. Dengan demikian, Pancasila dan Bung Karno tidak dapat dipisahkan,” tegasnya.
Perlu diingat, bahwa 1 Juni adalah hari lahir Pancasila, kemudian 6 Juni hari lahirnya Presiden pertama republik Indonesia, Ir. Soekarno. Sedangkan, 20 Juni merupakan wafatnya Ir. Soekarno. Ismawan juga berharap, agar seluruh bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah, agar bisa bercerita kepada anak cucu, bahwa proses berdirinya negara ini tidaklah mudah, melainkan melalui perjuangan yang panjang, serta berdarah darah. Sebab, waktu, pikiran dan tenaga seluruhnya tercurahkan.
“Jangan sekali-kali kita melupakan proses kemerdekaan bangsa Indonesia. Mari bersama-sama kita menghargai, hormatilah negara kita tercinta ini. Kita harus bangga menjadi warga negara Republik Indonesia,” pungkasnya.
Koresponden : Chrisna
mantapppp