Kabupaten Purbalingga – Septo Winarno, salah satu pemuda dari Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, terinspirasi untuk memanfaatkan pohon bambu yang ada di desanya menjadi sebuah kerajinan. Bambu yang melimpah kemudian diolahnya dan digambar hingga menjadi sketsa wajah.
Septo mengaku, mulai merintis kerajinan bambu sejak satu tahun yang lalu. Septo ingin menciptakan karya dari bambu yang berbeda dengan warga Desa Banjaran lainnya. Menurutnya, sudah sejak lama Desa Banjaran terkenal akan kerajinan bambunya. Potensi bamboo dibentuk berbagai macam kerajinan, kemudian dijual untuk menambah penghasilan masyarakat.
Septo yang juga Kader PDI Perjuangan Kab. Purbalingga ini menjelaskan, untuk menggambar sketsa wajah, dirinya membutuhkan bambu wulung atau bambu hitam. Proses menggambar sketsa wajah ini kurang lebih memakan waktu sampai dua hari, tergantung pada tingkat kerumitannya. Hal ini dikarenakan, harus menyesuaikan keinginan dari pemesan. Biasanya mereka akan mengirimkan foto yang mau dibuat sketsa di bambu.
“Satu sketsa wajah dari bambu saya jual dengan harga Rp. 70 ribu, sampai dengan Rp. 150 ribu. Sementara ini, saya masih menawarkan melalui media sosial seperti facebook dan juga teman-temannya, untuk mengenalkan hasil karya saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi yang menerima langsung sketsa wajahnya merasa bangga dan senang. Menurutnya, sketsa wajah di bambu hasil karya pemuda Desa Banjaran sangat mirip dengan aslinya.
“Karyanya bagus, semoga bisa dikembangkan lagi secara optimal. Desa Banjaran ini memiliki potensi kerajinan yang luar biasa. Saya sangat mendukung upaya dari Pemerintah Desa Banjaran yang akan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) untuk pemberdayaan masyarakat, serta pengembangan usaha,” tutur Tiwi, sapaan akrab Bupati Purbalingga.
Bupati Tiwi yang juga Wakil Ketua Bidang Ekonomi DPC PDI Perjuangan Purbalingga berharap, semoga KUB ini bisa segera terbentuk, sehingga nantinya bisa mengakses dana-dana dari Pemerintah Daerah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha.
Kepala Desa Banjaran, Muhammad Ichmun juga turut menyampaikan, warga Desa Banjaran sudah sejak lama memanfaatkan kearifan lokal yang tersedia melimpah, sebagai tambahan penghasilannya. Potensi ini menurutnya akan terus dikembangkan dengan berbagai kerajinan bambu yang ada. Warga Banjaran memanfaatkan bambu tersebut untuk membuat gedek atau anyaman bambu, keranjang bambu, tempat tisu, bahkan ada satu yang membuat sketsa wajah dari bamboo, serta masih banyak hasil karya yang lainnya.
Koresponden : Agung