Hendi Ajak Millenial Kenali Bung Karno dari Perspektif Masing-Masing

0

Kota Semarang – Memperingati Bulan Bung Karno, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menggelar sebuah dialog daring (dalam jaringan) dengan mengangkat tema “Bung Karno di Mata Kita”.

Berbeda dengan dialog-dialog lain yang membahas tentang sosok Bung Karno dari sisi sejarah dan idiologi, dialog “Bung Karno Di Mata Kita” justru dikemas lebih ringan, dengan menghadirkan sosok-sosok millenial yang selama ini menjadi influencer di kelompoknya.

Ditayangkan secara langsung pada hari Rabu, 17 Juni 2020 jam 13.00 melalui kanal Youtube.com/HendrarPrihadiHendi, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu menghadirkan Rizky Firdaus Wijaksana (Uus), Gatot Hendraputra (MG), dan Ferro Ferizka.

Dimintanya ketiga orang tersebut untuk memberikan perspektifnya tentang sosok Bung Karno di mata mereka, bukanlah tanpa alasan. Dengan memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lain, diharapkan anak muda dapat lebih mengenal sosok Bung Karno dari pemahaman yang lebih sesuai dengan jatidiri masing-masing millenial.

Ketiga orang itu pun dianggap sebagai representasi kelompok-kelompok anak muda saat ini, yaitu Uus sebagai seorang aktor dan stand up comedian, MG sebagai seorang penyiar radio dan musisi yang saat ini menjadi diaspora Indonesia di Amerika, juga Ferro Ferizka sebagai seorang Koordinator dan Tim Ahli Transformasi Digital-Bappenas.

Hendi menuturkan dialog dengan ketiga orang tersebut menjadi menarik, karena Bung Karno sebagai Bapak Bangsa Indonesia, jarang menjadi topik pembahasan di kalangan millenial. “Rasanya kalau membahas tentang Bung Karno, pasti kaitannya dengan catatan-catatan sejarah beliau sebagai pejuang kemerdekaan. Tapi dalam dialog ini kita akan lepas dari bahasan tersebut, dan akan lebih pada diskusi, seberapa kenal kamu dengan Bung Karno saat ini?” cerita Wali Kota Semarang yang juga ketua DPC PDIP Kota Semarang itu.

“Jadi mas Uus, mas Gatot (MG), dan mas Ferro sebagai representasi anak muda dari kelompok yang berbeda, akan diberikan ruang untuk menyampaikan perspektifnya tentang sosok Bung Karno, tidak ada yang salah, tidak ada yang benar, karena diskusinya akan dibawa mengalir membahas realita pemahaman teman-teman,” lanjutnya.

Dalam dialog tersebut sendiri nanti akan diputarkan juga monolog peringatan Bulan Bung Karno, yang menggambarkan tentang berbagai perdebatan perbedaan pandangan, yang saat ini kerap mewarnai lini masa di media sosial.

Dengan judul monolog ‘Seiya Sekata’, yang merupakan penggalan dalam pidato pengantar proklamasi yang dibacakan Ir. Soekarno, monolog tersebut mengambil latar tiga tempat bersejarah Bung Karno di Kota Semarang, yaitu Balai Muslimin, Masjid Kauman, dan Simpang Lima.