Kabupaten Temanggung – Era globalisasi merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh suatu negara. Dalam perkembangannya, era ini bukan hanya memberikan sebuah modernisasi kehidupan, tetapi juga mengakomodir berbagai nilai baru untuk realitas kehidupan masyarakat. Tentu hal ini menjadi sebuah tantangan, karena jikalau tidak terkelola dengan baik, maka jati diri bangsa sekaligus identitas nasional akan hilang diterkam konstelasi zaman.
Perkembangan fashion sekaligus tata rias bagi sebagian orang mempunyai dampak yang kecil. Akan tetapi karena masifnya inovasi di bidang tersebut membuat sebagian orang tertarik untuk memakai produk tersebut, tentu implikasi akhir akan membuat trendsetter baru bagi masyarakat. Melihat realitas ini, akhirnya seorang Calon Kader Juang bernama Dwianti Noor Khasanah Enggaringtyas berusaha untuk mengoptimalkan peluang tersebut sebagai langkah untuk mendulang prestasi.
Kecintaannya terhadap tata rias ini dimulai semenjak duduk di bangku taman kanak-kanak. Wanita dua puluh satu tahun ini menegaskan jikalau tata rias tersebut sudah terinternalisasi dalam diri melalui hobi. Melalui proses pembelajaran otodidak dengan mengoptimalkan fungsi internet, kompetensi Enggar dalam merias seseorang terus berkembang dan mulai mendapatkan apresiasi dari berbagai praktisi profesional.

Enggar tercatat pernah menjadi tamu undangan dalam acara kontes kecantikan yang diadakan oleh sebuah perguruan tinggi ternama di wilayah Jogjakarta dan Semarang. Berbekal keahliannya, Enggar berhasil membuat body painting untuk seorang model kecantikan hanya dalam satu hari. Melalui pencapaian prestisius ini lah akhirnya masyarakat sering menggunakan jasa tata rias yang dimiliki oleh Enggar untuk beberapa acara seperti halnya pesta pernikahan.
Lebih lanjut, Enggar menegaskan tentang pentingnya sikap mengenali potensi diri sebagai cara mendulang prestasi. “Sebuah pencapaian prestisius pada fakta dan realitasnya bisa terealisasikan melalui sesuatu yang terinternalisasi dalam jiwa, termasuk hobi yang dimiliki. Yang paling utama adalah kenali diri sebagai langkah konstruktif membangun kompetensi,” tutur Enggar saat ditemui di Danupayan, Bulu pada Senin (19/4/2021).
Enggar juga menegaskan meskipun hobinya ini mengakomodasi nilai barat lantas tak membuat dirinya lupa akan jati diri bangsa. Karirnya bukan semata tentang membuat body painting saja, akan tetapi juga ikut melestarikan budaya dengan cara terlibat aktif menjadi Make Up Artist (MUA), utamanya kesenian lokal. Enggar bahkan pernah tercatat membuat inovasi body painting dengan mengkombinasikan batik sebagai corok utamanya. Hal ini dilakukannya sebagai upaya melawan stigmatisasi aneh terkait body painting yang dianggap selalu menyimpang dari tata nilai dan norma masyarakat.
Koresponden: Enggar dan Zidan