Kota Semarang – Istilah ‘korea-korea’ yang dicetuskan oleh politisi senior PDI Perjuangan, Ir. Bambang Wuryanto alias Bambang Patjul kini booming di tengah masyarakat. Istilah itu mampu untuk membuka cakrawala fikir anak muda untuk mengarungi kehidupan dengan mentaliteit yang tangguh. Tak hanya itu, pemahaman ‘korea-korea’ itu juga sangat sarat makna.
Dari segi historis, ‘korea-korea’ merujuk pada pasukan Jepang yang berasal dari negeri Ginseng. Mereka berperawakan kecil, tapi punya militansi yang kuat. Orang-orang di Jawa kemudian menafsirkan bahwa orang kecil atau orang yang berada di kelas bawah yang punya semangat tinggi untuk mencapai cita-cita dengan segala keterbatasannya, maka mereka disebut sebagai ‘korea-korea’.
Karena berasal dari kelas bawah yang biasanya berada di jurang kemiskinan, maka seorang ‘korea’ menurut sosok yang akrab disapa Komandan Patjul itu harus bisa untuk melenting. Baginya, ‘korea-korea’ tidak boleh hanya sekedar maju dan melompat. Diksi ‘melenting’ berarti ‘korea-korea’ ini harus bisa bergerak secepat kilat. ‘Korea’ bukan orang biasa, ia punya kehendak subjektif yang mampu meretas syarat-syarat objektif, alhasil mereka mampu untuk berprogres lebih cepat daripada yang lain.
Supaya bisa melenting ke atas dan keluar dari jurang kemiskinan, maka ‘korea-korea’ itu punya beberapa pilihan. Seorang ‘korea’ harus bisa memilih apakah akan mengembangkan pemikirannya, kekuasaan (power), atau finansial. Ketiga hal ini bisa dijawab oleh masing-masing pribadi, apabila mereka sudah bisa mengenali dirinya sendiri.
Setelah berkontemplasi dan menetapkan tujuan, selanjutnya seorang ‘korea’ harus bisa mencari galah yang tepat untuk melenting. Galah yang dimaksud adalah orang ataupun entitas tertentu yang bisa membawa ‘korea-korea’ itu untuk naik kelas. Yang menjadi catatan, galah yang dipilih tentu harus kuat, karena perjalanan ‘korea’ untuk melenting tentu akan dihadapkan pada tantangan. Apabila galah patah di tengah jalan, maka seorang ‘korea’ akan dihadapkan pada situasi di mana mereka mesti menata kembali jalan yang akan dilalui.
Meskipun berasal dari rakyat kecil dengan segala keterbatasannya, namun ‘korea’ merupakan orang-orang yang berani untuk memiliki mimpi besar. Tak hanya sebatas angan, impian itu juga satu-persatu diwujudkan. Seorang ‘korea’ sejati menurut Komandan Patjul adalah mereka yang berani untuk mengambil resiko maksimal. Mereka tidak akan patah dan bahkan mampu untuk menunjukkan perlawanan ketika menghadapi masalah.
“Maka, kita tunjukkan perlawanan sampai akhir. Kekoreaan-mu ditunjukkan dari gimana kamu melawan. One day, orang akan respect ke kamu. Korea harus paham resiko maksimal dan kamu harus siap untuk menerima resiko itu,” pesan Komandan Patjul kepada para pemuda.
Tim Editor