
Kabupaten Banyumas – Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein merupakan salah satu kader PDI Perjuangan yang sudah membuktikan diri mampu untuk mengabdi kepada masyarakat. Ia sudah 10 tahun memberikan dedikasi kepada masyarakat Banyumas. Pada periode pertama, ia didampingi oleh Wakil Bupati dr. Budhi Setiawan (2013-2018). Pada Pilkada selanjutnya, ia kembali terpilih dengan wakilnya Drs. Sadewo Tri Lastiono (2018-2023).
Dalam pengabdiannya itu, tentu Husein memiliki segudang tantangan yang harus diselesaikan. Hal ini lantaran Banyumas menjadi salah satu kabupaten terbesar di Jateng dan memiliki populasi penduduk yang sangat banyak. Belum lagi di periode keduanya, pemerintahan yang ia jalankan juga harus menghadapi badai Pandemi Covid-19.
Selama 10 tahun mengabdi, berbagai tantangan Husein hadapi. Tentu butuh kerja keras yang luar biasa untuk mengabdi sebagai orang pertama di Banyumas. Sebab, Kabupaten Banyumas adalah wilayah yang tidak bisa dikatakan sempit. Banyumas adalah kabupaten yang memiliki luas 132.759 Ha. Luas wilayah itu setara dengan 4,08 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Satu hal penting dari pemerintahan Husein di bidang ekonomi adalah soal pertumbuhan ekonomi. Banyumas sempat terpuruk di masa Covid-19, tapi pertumbuhan ekonomi Banyumas selalu di atas capaian Jateng dan nasional. “Angka pertumbuan Kabupaten Banyumas lebih tinggi dari provinsi dan nasional di setiap tahunnya,” kata Husein.
Peolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pemerintahan Husein mampu menghasilkan PAD yang sangat besar. Memang sempat mengalami penurunan saat Covid-19 melanda. Tapi setelahnya, Banyumas mampu untuk bangkit kembali.
Hal yang juga cukup membahagiakan da adalah terkait pendapatan asli daerah (PAD). PAD Banyumas nyaris selalu naik dari tahun 2013 sampai 2022. Kecuali di tahun 2020 ketika Covid-19 melanda, PAD Banyumas sempat turun.
“Di 2018, PAD Banyumas adalah Rp. 684 miliar. Pada tahun 2019, PAD Banyumas adalah Rp. 686 miliar. Pada 2020, PAD Banyumas turun menjadi Rp. 668 miliar. Namun, di tahun 2021, PAD Banyumas kembali melonjak melebihi tahun-tahun sebelumnya yakni Rp. 761 miliar. Pada 2022, PAD Banyumas naik lagi menjadi Rp. 779 miliar. Dari tahun 2013 sampai 2022, PAD naik 152,6 persen,” terang Husein.
Angka investasi dalam rangka pengembangan sektor ekonomi di Banyumas juga sangat baik. Hal ini ditandai dengan adanya lonjakan tajam di tahun 2018-2022. Dampaknya, industri di Banyumas berkembang pesat. Pada 2022 ada 44.099 industri besar, menengah, dan kecil. Dari jumlah industri tersebut perkembangan pesat terjadi pada industri kecil. Di tahun 2022 tercatat ada 44.016 industri kecil. Hal itu mengindikasikan bahwa sektor kecil industry pun bergeliat.
Pertanian, Peternakan, dan Perikanan
Pertanian, peternakan, dan perikanan di Banyumas tidak bisa dianggap enteng, sebab, di masa sulit, Covid-19, pertanian, peternakan, dan perikanan justru menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Ketika banyak sektor mengalami kelesuan karena Covid-19 dunia pertanian, perikanan, dan peternakan justru bisa bertahan dan menjadi penopang perekonomian.
Pada 2022, produktivitas pertanian padi di Banyumas adalah 5,8 ton per hektar. Selaras dengan padi, peternakan juga mengalami lonjakan. Pada 2022, ada ada 46.950 ton. Produksi perikanan juga mengalami kenaikan yakni sampai 12.466 ton.
Kegiatan Ekspor
Banyumas juga terbukti mampu untuk melakukan kegiatan ekspor. Adapun ekspor itu didominasi oleh tiga produk sejak 2013, yakni ekspor kayu olahan mencapai 130.303.390 ton. Ekspor minya atsiri 131.071.973 ton. Ekspor gula kelapa 119.273.435 ton. Nilai ekspor Banyumas juga selalu menanjak tiap tahunnya.
“Pada 2012 nilai ekspor Banyumas 18,74 juta dolar AS. Sementara pada 2022 nilai ekspor Banyumas 78,16 juta dolar AS,” tutur Husein.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyumas melonjak dari 2013 sampai 2022. Pada 2013, IPM Banyumas adalah 68,6. Sementara pada 2022, IPM Banyumas adalah 73,17. “Selama 10 tahun Indeks Pembangunan Manusia, Kabupaten Banyumas memiliki peringkat paling tinggi dibandingkan dengan kabupaten sekitar,” ujar Husein.
Menekan Angka Kemiskinan
Sebelum Husein menjabat, angka kemiskinan di Banyumas adalah 19,44%. Kemudian pada 2019, Husein mampu menekan angka kemiskinan itu menjadi 12,53%. Kemiskinan ekstrem juga turun drastis. Pada 2020, kemiskinan ekstrem adalah 6,83% dan pada tahun 2022, kemiskinan ekstrem turun menjadi 1,38%.
Mewujudkan Reformasi Birokrasi
Indeks Reformasi Birokasi di Kabupaten Banyumas dalam lima tahun belakangan selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2018 Indeks Reformasi Birokrasi Banyumas adalah 66.68 sedangkan di tahun 2022, Indeks Reformasi Birokrasi Banyumas di angka 73.08. Indeks ini mengambarkan sejauh mana instansi pemerintah melaksanakan perbaikan tata kelola pemerintahan yang bertujuan pada pemerintahan yang efektif dan efisien, bersih dari KKN, dan memiliki pelayanan publik yang berkualitas
Pembangunan Infrastruktur
Di bawah kepemimpinan Husein, pada tahun 2013, jalan kabupaten dalam kondisi baik sejauh 410,2 km. Hal ini kemudian diperbaiki, sehingga di tahun 2022, jalan kabupaten dalam kondisi baik sejauh 868,6 km. “Peningkatan kondisi jalan menjadi prioritas untuk mendukung berbagai aktivitas masyarakat, menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi, dan meningkatkan konektivitas antarwilayah,” ujar Husein
Infrastruktur lain yang juga digarap Pemkab Banyumas adalah irigasi. Sejak 2013 sampai 2022, kondisi irigasi yang baik selalu meingkat tiap tahunnya. Jika di tahun 2013 irigasi yang baik dalam persentase 51,1%, maka di tahun 2022, irigasi yang baik sudah sampai 81,12%. Kondisi irigasi ini tentu bermanfaat bagi dunia pertanian.
Tata Kelola Wilayah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Banyumas memiliki banyak RTH. Setiap tahunnya ada peningkatan luas RTH, yakni sampai 9%. Beberapa contoh ruang terbuka hijau di Banyumas adalah Taman Pereng Cilongok, Taman Edukasi Keselamatan Lalu Lintas, Alun-alun Purwokerto, Taman Satria Berkoh, Taman Kota Sumpiuh, dan Taman Kober.
RTH ini memiliki beberapa fungsi. Pertama adalah sebagai paru-paru dari sebuah kota atau wilayah. Sebab, tumbuhan yang ada di RTH dapat menyerap CO2 dan menghasilkan oksigen. Kedua, bisa menjadi lokasi rekreasi. Ketiga, adalah sebagai pembatas antara ruang yang satu dengan yang lainnya. Terakhir adalah sebagai salah satu pusat untuk edukasi jenis tanaman serta konservasi alam.
Tim Editor