Bupati Tiwi: Film Tarian Lengger Maut Mampu Mengangkat Potensi Sineas dan Keindahan Alam Purbalingga

0

Kabupaten Purbalingga – Film Tarian Lengger Maut yang saat ini masih diputar di sejumlah bioskop tanah air, membawa nama Kab. Purbalingga. Sebab, pembuatan film tersebut melibatkan sineas dari wilayah tersebut. Selain itu, pengambilan gambarnya juga dilakukan di sejumlah lokasi di lereng Gunung Slamet.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menuturkan, film Tarian Lengger Maut memang melibatkan pelaku ekonomi kreatif lokal. Hal tersebut memang mengangkat budaya lokal Banyumasan, yaitu Tari Lengger. Lokasi pengambilan gambar juga dilakukan di Kab. Purbalingga, diantaranya, di Desa Cipaku dan Desa Bojong, Kecamatan Mrebet, serta Desa Serang, Kecamatan Karangreja.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi memberikan apresiasi atas kerja keras sineas Purbalingga yang terlibat dalam pembuatan Film Tari Lengger Maut

Dyah Hayuning Pratiwi memberikan apresiasi atas kerja keras sineas Purbalingga yang terlibat dalam proses pembuatan film tersebut. Selain itu, pihaknya juga merasa bangga karena potensi alam Purbalingga juga ditampilkan di film produksi Visinema tersebut.

“Filmnya keren dan menegangkan. Sebab, memiliki tema yang dikombinasikan antara thriller dan horor. Saya berharap, keberadaan film Tarian Lengger Maut yang juga menampilkan budaya lokal Purbalingga, bisa menjadi pemantik proses kreatif bagi sineas dan pelaku seni di Kab. Purbalingga. Selain itu, dengan adanya film tersebut juga dapat menggelorakan kembali gerakan cinta film Indonesia, serta dapat mengembalikan rasa kecintaan masyarakat untuk menonton film di bioskop. Meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, namun proses kreatif tidak perlu dihentikan,” tutur Dyah Hayuning Pratiwi, yang juga Kader PDI Perjuangan Purbalingga.

Sementara itu, Asisten Sutradara Film Tarian Lengger Maut, Setyo Wibowo menyampaikan, terdapat sekitar 30 pekerja ekonomi kreatif dari Kab. Purbalingga yang telibat dalam film tersebut, diantaranya Eye Supriyadi sebagai produser, Ucil, yang berperan sebagai Kang Bari, serta Suratno sebagai metafisik.

“Proses pembuatan film ini sekitar 16 hari. Film karya sutradara, Yongki Ongestu tersebut diputar di bioskop tanah air sejak 13 Mei 2021 lalu. Meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, namun film dengan pemeran utama Della Dartyan, yang memerankan penari lengger bernama Sukma, serta Refal Hadi sebagai dokter Jati Arya Permana, mampu menembus 220.000 penonton. Kami bersyukur, karena film ini disukai oleh banyak penonton,” tutupnya.

Koresponden : Agung

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here