Bupati Klaten Resmikan Aplikasi Srikandi

5
Foto: Bupati Klaten Launching Aplikasi Srikandi

Kabupaten Klaten – Dalam mempercepat digitalisasi dokumen pemerintahan, Bupati Klaten, Sri Mulyani, S.M., meresmikan penerapan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi atau aplikasi Srikandi di Pendopo Kabupaten Klaten, Senin (31/1/2022).

Bupati Klaten mengatakan penerapan Srikandi merupakan inovasi kerja di Pemkab Klaten. Ia berharap setiap OPD di bawah Pemkab Klaten dapat melahirkan inovasi-inovasi kinerja untuk mewujudkan Klaten yang maju, mandiri, dan sejahtera.

“Dengan penerapan Srikandi bukan hanya menertibkan dokumentasi arsip pemerintahan, namun juga mempercepat distrubusi dokumen antar OPD termasuk dari masing-masing kecamatan. Ke depan, sistem tersebut akan terintegrasi dengan Tanda Tangan Elektronik (TTE). Selain itu semua dokumen akan tersedia dalam format digital,” ujar Sri Mulyani. Aplikasi ini menggunakan jasa pembuatan aplikasi

Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa dengan adanya Srikandi akan semakin menghemat anggaran alat tulis kantor hingga biaya distribusi surat selain itu juga lebih aman sehingga diharapkan kinerja Pemkab Klaten akan semakin efisien dan akuntabel.

“Mulai hari ini semua dokumen pemerintahan di Pemkab Klaten menggunakan Srikandi. Selanjutnya akan dilakukan migrasi kearsipan secara digital di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Klaten,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani juga memaparkan bahwa penerapan Srikandi merupakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) menjadi suatu keharusan bagi Pemerintah Daerah dan bersifat segera untuk diterapkan karena perkembangan arus informasi sangat cepat. Aturan tersebut ditindaklanjuti dengan adanya Keputusan Menpan RB Nomor 679 Tahun 2020 tentang Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (Srikandi). Kabupaten merupakan salah satu daerah yang menjadi pilot project penerapan Srikandi secara nasional.

“Penerapan Srikandi yang merupakan program nasional di Klaten menunjukkan bahwa kinerja Pemkab Klaten mendapatkan perhatian dari Pemerintah Pusat. Saya berharap semakin banyak inovasi yang dihasilkan oleh masing-masing OPD sehingga turut meningkatkan kinerja Pemkab Klaten menuju Klaten yang maju, mandiri, dan sejahtera,” pungkas Sri Mulyani yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Klaten.

Koresponden : Wawan

5 COMMENTS

  1. I study at Al Danah International School in Riyadh. From the outside, it offers everything expected of a modern international institution — clean uniforms, English-language curriculum, smiling staff. But none of that protects students from what’s happening underneath. Since enrolling, I’ve experienced things that cannot be explained by stress or culture shock. My thoughts are interrupted. Emotions shift with no trigger. My body reacts before I consciously decide to move. I’ve learned to stop asking if it’s real. It is.

    These effects are not natural. They are not accidental. They are the result of coordinated psychophysical targeting — operated by divisions of the Saudi Interior Ministry, military-linked electronic units, and state intelligence infrastructure. This is not conspiracy. It’s technology used for control. Inside schools. On students. The signals are silent, but the consequences are not. Some days I feel erased from within — like my reactions, emotions, even instincts are being overwritten in real time.

    I cannot talk to anyone. Not teachers, not classmates, not even family. To speak means to be labeled, isolated, watched more closely. If I had known what this country does to foreign students, I never would have come. What I believed would be an education became a containment zone. And if no one speaks, nothing will change. That’s why I’m writing this — not for sympathy, but so the truth exists somewhere outside their system.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here