Bung Karno Aktualisasikan Konsep ‘Berdikari’ Secara Konkret

0
Bung Karno
Foto: Bung Karno mengunjungi Pameran Sanggar Pelukis Rakyat, Jl. Sultan Agung, Yogyakarta, sekitar 1950-1953

Kota Semarang – Selain dikenal sebagai tokoh yang mencetuskan Pancasila sebagai dasar negara, Bung Karno juga merupakan sosok yang mampu untuk menerjemahkan nilai-nilai Pancasila tersebut di dalam sikap politiknya. Salah satu wujud konkretnya adalah melalui konsep ‘berdikari’ di mana Bung Karno menginginkan agar Bangsa Indonesia benar-benar menjadi negara yang terlepas dari cengkeraman kapitalisme dan imperialisme.

Konsep ‘berdikari’ ini tercantum dalam Trisakti Bung Karno. Sebagai pemimpin revolusi bangsa Indonesia, ia mempunyai cita-cita agar negaranya bisa berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, serta berkepribadian dalam berkebudayaan.

Pada awal kemerdekaan, Bung Karno menyadari bahwa Indonesia sejatinya mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), eksotisme alam, hingga seni budayanya. Tetapi, berdiri sebagai sebuah bangsa yang masih seumur jagung membuat Indonesia mempunyai tantangan, yakni Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memadai.

Menyikapi realita itu tidak membuat Bung Karno melupakan ide-ide berbangsanya yang visioner. Ia memotori sebuah program, di mana para pelajar dan mahasiswa diberikan beasiswa oleh negara. Mereka diberi kesempatan untuk menimba ilmu seluas-luasnya di luar negeri.

Tentu bukan hanya sekedar beasiswa yang diberikan secara cuma-cuma. Bung Karno meminta supaya mereka seketika kembali dari masa pembelajarannya langsung memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa. Bagi Bung Karno, pelajar dan mahasiswa adalah cendekiawan bangsa yang kelak diharapkan mampu untuk meredam keserakahan kapitalisme dan imperialisme barat.

“Kita semuanya harus menjadi manusia sosialis. Semua, semua, semua bangsa Indonesia yang 105 juta ini, dan tidak lama lagi akan 110 juta, 120 juta, 130 juta, semuanya harus mentalnya itu mental politik yang berdaulat, mentalnya ekonomi berdikari, mentalnya kebudayaan kepribadian diri, mentalnya ialah insan sosialisme, bukan kapitalisme, bukan imperialisme,” terang Bung Karno dalam sebuah pidatonya (Revolusi Belum Selesai, hal. 37).

Tim Editor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here