Kabupaten Temanggung – Peternakan merupakan sektor penting dalam realitas sosial. Selain itu, keuntungan dalam beternak juga menggiurkan. Hal ini diungkapkan oleh Calon Komunitas Juang Kab. Temanggung, Aditya Maman Tapa yang menggeluti bisnis peternakan kambing.
CKJ Adit panggilannya, merupakan warga Desa Petarangan RT/RW 08/01, Kec. Kledung. Ia menggeluti usaha peternakan kambing sudah sangat lama, tepatnya enam tahun yang lalu. Baginya, sektor peternakan ini memiliki relevansi dengan kondisi ekologis wilayahnya. Banyaknya rumput liar membuat konsumsi ternak bisa ditekan.

Sebagai Kader Juang, CKJ Adit tidak mau membuang begitu saja ilmu yang dipereloh saat pembinaan. Ia masih ingat ketika Dewan Mentor menerangkan tentang seorang Kader Juang harus memiliki Karakter, Kompetensi, dan Kapasitas (3K). Lewat beternak kambing, CKJ Adit menerapkan poin demi poin yang disamapaikan Dewan Mentor.
“Temanggung adalah wilayah yang pada kenyataannya memang memiliki potensi di sektor agraria. Mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah bertani dan beternak. Dua hal tersebut saat ini mendapatkan pandangan yang sedikit miring dari masyarakat, padahal tanpa sektor pertanian dan peternakan maka kebutuhan pokok manusia tidak akan terakomodasi,” kata Adit saat disambangi di kediamannya, Sabtu (5/6/2021).
Walaupun usaha beternaknya masih dalam eskalasi yang kecil, CKJ Adit juga menerapkan pengelolaan usaha yang optimal. Pemasaran usaha tidak hanya dilaksanakan dengan sistem luring semata. CKJ Adit membangun kemitraan dengan usaha penyedia daging kambing. Di sisi lain, dirinya juga membuat pemasaran lewat online sebagai wujud mengikuti trend digitalisasi.
“Tetap semangat dalam menjalankan aktivitas. Lakukan dengan ikhlas agar senantiasa mendapat hasil positif. Usaha dalam mengembangkan potensi lokal adalah wujud meningkatkan 3K, yaitu Karakter, Kompetensi, sekaligus Kapasitas. Selaku Calon Kader Juang yang dibina, dididik, dan ditempa 3K-nya, maka langkah selanjutnya adalah menuangkan dengan program konkret serta berkelanjutan,” pungkasnya.
Koresponden: Enggar dan Zidan