Kabupaten Temanggung – Budaya merupakan bagian penting yang menunjukkan eksistensi sebuah bangsa. Dengan budaya, maka reputasi bangsa dapat dikenali di lingkup global dengan segala bentuk karakteristik yang dimilikinya. Dalam rangka merawat dan melestarikannya, seorang Calon Kader Juang Kabupaten Temanggung bernama Ade Shaquilla As Syaddad akhirnya berpartisipasi aktif menekuni seni bela diri pencak silat.
Keterlibatan Ade dalam mengasah kompetensi ini bermula semenjak ia duduk di bangku sekolah dasar. Berbakal niat dan tekad yang kuat akhirnya ia berkembang menjadi pesilat yang potensial. Tercatat ia pernah mengikuti berbagai kejuaran silat baik di skala kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Bagi Ade, kunci utama untuk menuai keberhasilan serta pencapaian yang presitius ini tidak terlepas dari kerja keras dan konsistensi. Menjadi pesilat yang tangguh harus siap untuk ditempa dengan latihan yang keras dan intensif. Hal ini tentu memerlukan management waktu yang baik supaya pendidikan formal dan kewajiban lainnya tidak terbengkalai. Oleh karenanya, ia mesti menjaga konsistensi dengan tujuan semangatnya tak terpatahkan dalam mendulang prestasi.
“Pencak silat merupakan seni bela diri yang berasal dari Indonesia. Tentu hal ini menjadi kebanggaan yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Selain memiliki estetika gerakan, Pencak silat juga mempunyai nilai filosofis dalam setiap gerakannya. Hal inilah yang membuat saya tertatik serta bernisiatif untuk mengupgrade komptensi diri di bidang Pencak Silat,” papar Ade.

Selain itu, Ade juga menambahkan tentang urgensi pemuda untuk berpartisipasi aktif menjaga dan merawat budaya indonesia. Menjaga dan melestarikan budaya yang ada sama halnya dengan mempertahankan reputasi bangsa di lingkup global. Meskipun langkah ini diaktualisasikan dalam eskalasi kecil tentu mempunyai potensi untuk mendatangkan dampak yang signifikan jika masif dilakukan oleh seluruh pemuda.
“Menekuni kompetensi Pencak Silat berarti juga ikut berpartisipasi melakukan upaya konservasi budaya. Hal ini selaras dengan salah satu poin di Sapta Jiwa Komunitas Juang, yaitu Peduli. Pemaknaan kepedulian yang inklusif tentu akan berimplikasi terhadap terwujudnya cita-cita utama Korps, yaitu Melu Mamayu Hayuning Bawono,” pungkas Ade.
Koresponden: Enggar dan Zidan