PILKADA KABUPATEN KUDUS
Dua kali berturut-turut calon PDI Perjuangan memenangi Pemilihan Bupati Kudus. Dalam Pilbup 2018 ini, pasangan Masan – Noor Yasin optimis dapat melanjutkan tradisi kemenangan.
Akhir pekan pertama 2018 mejadi hari yang padat bagi Musthofa. Pada Ahad siang (7/1), Ketua DPC PDI Perjuangan Kudus itu berada di Jakarta untuk menghadiri pemberian rekomendasi kepada Calon Gubernur Jawa Tengah dalam Pilkada 2018 di kantor DPP PDI Perjuangan. Sore harinya, dengan ketergesaan, ia terbang ke Semarang menuju Panti Marhaen. Di kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah itu, pada Ahad malam (7/1) diumumkan tujuh pasangan nama calon yang diusung PDI Perjuangan dalam pemilihan Bupati/Walikota 2018. Untuk pemilihan bupati Kudus, rekomendasi jatuh ke pasangan Masan – Noor Yasin.

Dari Semarang, Ahad malam itu Musthofa meluncur ke Kudus. Siang harinya, Senin (8/1), Ia mengantar pasangan Masan – Noor Yasin mendaftar ke KPU Kudus sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kudus, yang akan berlaga di Pilkada Kabupaten Kudus 2018. Berangkat dari kantor DPC PDI Perjuangan Kudus, ribuan kader dan simpatisan partai pendukung mengiringi pendaftaran Masan – Noor Yasin yang diusung Partai Demokrat, Golkar, PAN serta di dukung oleh PSI. “Ini adalah amanah yang harus saya laksanakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tujuan partai yaitu Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat, dengan bukti mendaftar di hari pertama adalah wujud nyata kesiapan kita” ungkap Masan kepada Korepsonden Derap Juang Kudus. Selain “An Nuur” (Masan dan Noor Yasin), ada empat pasangan calon lain yang mengikuti kontestasi Bupati/wakil Bupati Kudus 2018-2023.

Jekulo, Kudus. (Foto: Muhammad Khoirul A.)
Kesejahteraan rakyat kecil menjadi perhatian Masan. Ia pernah merasakan susahnya hidup pas-pasan sebelum mencapai posisi Ketua DPRD Kudus. Masan, yang memulai kiprahnya di PDI Perjuangan sebagai pengurus ranting, dulu seorang kuli bangunan merangkap kernet bus. Pernah juga menjadi penjual sepeda bekas. “Ketika menjual sepeda bekas, saat itu saya pikul dari rumah hingga lokasi berjualan,” kenang Masan yang telat masuk perguruan tinggi gara-gara harus bekerja selepas SMA.
Karena pernah mengalami sendiri penderitaan rakyat kecil, ketika memimpin rapat pembahasan APBD menyangkut alokasi dana untuk warga miskin, Masan tegas keberpihakannya. “Saya tidak mau uang negara hanya dihambur-hamburkan sia-sia atau tidak dijalankan dengan semestinya, padahal masih banyak warga Kudus miskin,” ujar pria kelahiran Kudus ini.
Pogram Masan yang pro wong cilik akan ditopang birokrasi efisien karena wakilnya adalah Noor Yasin. Sekretaris Daerah (sekda) Kabupaten Kudus yang pensiun pada 1 Februari 2018, itu merupakan birokrat senior. “Saya memang bertujuan untuk melanjutkan program yang sudah ada dan ingin mengabdikan kembali setelah bekerja selama 30 tahun,” ujar Noor Yasin. Menurutnya, pencalonannya tidak karena jabatan, melainkan ingin tetap menjaga agar di kalangan PNS tidak terjadi perpecahan, karena dalam rangka membangun kinerja yang baik tentu harus tetap solid dan tidak terpengaruh politik.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kudus Musthofa yang menjabat Bupati Kudus dua periode merasakan solidnya bekerjasama dengan Masan dan Noor Yasin. “Ini adalah pasangan yang ideal, yang satu politisi kader terbaik di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kudus dan dari birokrasi, sehingga sinergi 3 Pilar akan berjalan lebih baik di Kabupaten Kudus,” ujarnya. Musthofa berharap seluruh kader bisa bersinergi mendukung pasangan Masan-Noor Yasin, seperti saat memenangkannya pada Pilkada Kudus dua periode sebelumnya. Ia meyakini pasangan Masan-Noor Yasin bisa melanjutkan program-program yang telah dijalankannya selama menjadi Bupati Kudus.
Struktur partai hingga ke level akar rumput menyatakan siap memenangkan An Noor (Masan-Noor Yasin). Ketua PAC Undaan Ali Imron mengatakan “kolaborasi antara politisi dan birokrasi ini adalah harapan dari semua kader dan simpatisan PDI Perjuangan Kabupaten Kudus, semoga program-program Pak Musthofa, Bupati Kudus dua periode, yang juga sekaligus Ketua DPC bisa terus berlanjut.” Ali Imran menyatakan bahwa selama menjadi Bupati, kebijakan Musthofa bertumpu pada pelayanan kepada warga Kudus, mulai dari bayi yang baru lahir hingga warga yang wafat meninggal dunia.”
(KORESPONDEN KUDUS: MUHAMMAD KHOIRUL A., M. MULAWARMAN)