
Apa tanggapan anda mengenai Apel Siaga?
“Bu Mega itu kan pernah memberikan gemblengan politik ya, bergerak, bergerak, bergerak, berkumpul. Kalau kita ndak berkumpul, ndak menghasilkan sinergitas ideologi yang sama. Tidak menghasilkan berkumpulnya ideologi, semangat, roh, mimpi yang sama. Ndak bisa sekarang berkumpul kok by online, by WA group, berkumpul secara physicly. Ada salaman, ada perangkulan, ada pertautan. Karena Bu Mega sampaikan bahwa menangis, tertawa, berteriak bersama rakyat, ya itulah berkumpul. Partai ini beda dengan partai yang lain, sehingga Apel Siaga menurut saya sesuatu yang luar biasa dan itulah kita.
Sekarang banyak partai-partai online ya, kalau kita pergumulan ideologi itu ketemu boss, kita ketemu begini, tatapan muka, roh, intonasi itu menentukan, sehingga sekali lagi Apel Siaga itu sesuatu, ya itulah kita : berkumpul! Ketika Soekarno di podium, lihat Bung Karno berdiri aja disitu transfer ideologinya terjadi, transfer of ideology.
Sehingga tidak sekedar hanya berkumpul ya, orang dari pelosok dateng, tinggalkan pekerjaan, tukang batu, tukang becak, kita semua tinggalkan untuk berkumpul menemui pemimpin ideologi kita. Sehingga sekadar berkumpul, tidak hanya secara apel kesiapan, tetapi menyatukan kembali sendi-sendi sehingga menjadi bangunan kontruksi partai yang kuat.”

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga
Bagaimana keterlibatan dan antusiasme kader PDI Perjuangan Kota Salatiga?
“Yang naik sepeda motor banyak, yang naik bis banyak, sehingga Salatiga ini meskipun kecil secara kualitatif karena memang jumlah penduduknya kecil, ukuran wilayahnya kecil ya, akan tetapi kita 32% , lho. Dari 22 kursi, kita 8 kursi, lho. Kursi kita naik 100% lho. Walaupun kita belum punya walikota yang asli dari PDI Perjuangan, akan tetapi itu bagian dari proses panjang yang harus kita raih bersama. Saya kira antusiasmenya luar biasa.
Mekanisme koordinasinya bagaimana ?
“Lho kan organisasi tua ya, organisasi lama ini, saya itu hanya manajer-lah dalam sebuah pertandingan sepakbola Ketua-Ketua PAC saya, Ranting-ranting saya itu senior-senior saya, kumpul itu ya tiap hari, bergerak ya tiap hari, jadi mengorganisasikan sebuah mesin partai yang sudah teruji militansinya. Ini bukan pekerjaan yang sulit. Apalagi geografis kita kan kecil, memudahkan kita, tapi bukan karena luasnya , akan tetapi melatih disiplin itu penting. Dan di Apel Siaga itu ada kandungan disiplin, ada kandungan kebersamaan, ada kandungan gotong royong, ada kandungan-kandungan luar biasa yang tidak dimiliki partai lain. Semua patungan loh itu, patungan semua. Kita yang 4 kecamatan, (bayangkan) yang 16 kecamatan? Berapa ratus juta itu? Di dalam Apel Siaga itu terkandung jatidiri bangsa yaitu gotong royong. Untuk Salatiga pun gotong royong . Kalau gak gotong royong, duit darimana?”
Apa kesan anda terhadap Pidato Ibunda Ketum di Apel Siaga?
“Bagi saya, partai itu agama kedua, setelah agama pertama yang kita yakini kebenarannya. Maka dirimu, tawamu, jiwamu, mimpimu, jeritmu, tangismu, semuanya rindu pada partai. Kalau masuk partai jangan hanya karena pengin jadi Bupati, kepengin jabatan! itu wajar itu ya, tapi kalau modusnya cuma itu, penyesalan yang didapat. 25 tahun saya di partai, (berkarir) dari bawah karena cinta kok.”
Fito Akhmad Erlangga