Kota Semarang – Ir. Bambang Wuryanto, M.B.A. merupakan seorang politikus senior yang telah eksis di dunia politik dan menorehkan berbagai prestasi atas kerja-kerja elektoralnya bagi PDI Perjuangan di Jawa Tengah dan di seluruh Indonesia. Fakta keberhasilan tersebut tidak terlepas dari prinsipnya sebagai seorang kesatria dalam falsafah Jawa yang selalu ia tanamkan dan laksanakan ketika mengemban berbagai tugas ideologis partai, salah satunya sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah.
Kepemimpinan Bambang Pacul di ‘Kandang Banteng’ dimulai ketika Konferensi Daerah (Konferda) partai tahun 2015 mengamanatkan posisi Ketua DPD PDI Perjuangan kepadanya, menggantikan Heru Sudjatmoko. Kepercayaan tersebut tidak terlepas dari perannya bersama Puan Maharani sebagai panglima tempur yang secara fenomenal memenangkan calon PDI Perjuangan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, yaitu Ganjar-Heru yang pada mulanya hanya memiliki elektabilitas 3%.
Tangan dingin Bambang Pacul dalam menahkodai partai banteng di Jawa Tengah mengindahkan ruang pembuktian dengan kembali memenangkan Pilgub Jawa Tengah tahun 2018 yang diusung oleh partai, yaitu Ganjar-Yasin dengan memperoleh 10,3 juta suara (58,78 persen). Kemenangan ini sekaligus menyukseskan kemenangan tiga kali berturut-turut calon PDI Perjuangan di Pilgub Jawa Tengah.
Satu tahun berselang yaitu pada tahun 2019, PDI Perjuangan kembali meneguhkan status Jawa Tengah sebagai kandang banteng dengan memperoleh 5,77 juta suara (29,71%) pada Pileg 2019 dan membawa PDI Perjuangan sebagai partai pemenang di provinsi tersebut. Selain itu, efektivitas mesin partai juga membawa capres-cawapres diusung partai, yaitu Jokowi-Ma’ruf surplus di Jawa Tengah dengan memperoleh 16,8 juta suara suara atau 77,29%. Kemenangan surplus ini juga bahkan cukup untuk menambal kekalahan Jokowi-Ma’ruf di Banten dan Sumatera.
Melihat tren positif PDI Perjuangan di Jawa Tengah yang terus meningkat dan mengantisipasi segala dinamika politik yang ada, Komandan Pacul kemudian berikhtiar untuk mempertahankan kemenangan dengan berbagai strategi pertahanan dan perluasan basis partai di Jawa Tengah. Strategi pemenangan pun telah dikonsolidasikan ke seluruh jajaran tingkat DPC partai sejak tahun 2020, seperti dengan mengkonsolidasikan penerapan sistem Komandante Stelsel.
Memasuki masa-masa Pemilu 2024, dinamika politik ternyata menempatkan PDI Perjuangan sebagai target ‘badai politik’. Berbagai upaya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berseberangan untuk dapat mengurangi pengaruh partai di kancah perpolitikan nasional ataupun daerah, salah satunya Provinsi Jawa Tengah.
Namun demikian, kepemimpinan Bambang Pacul tetap mampu membendung segala bentuk badai politik tersebut dan kembali membawa PDI Perjuangan mendominasi perolehan suara legislatif di Jawa Tengah, dengan memperoleh 5,27 juta suara (26.9%). Kemenangan ini juga berkontribusi besar atas kemenangan ‘hattrick‘, atau kemenangan tiga kali berturut-turut PDI Perjuangan pada kontestasi Pemilu secara nasional.
Usai gelaran Pileg dan Pilpres, ajang selanjutnya yang diselenggarakan pada tahun politik 2024 adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pada ajang Pilkada ini, PDI Perjuangan kembali mendapatkan tantangan yang tidak mudah, dimana tindakan-tindakan yang menghalalkan segala cara yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berseberangan sebagaimana dilakukan pada ajang Pemilu sebelumnya kembali dilakukan.
Laporan jurnalisme Tempo juga menyebutkan secara gamblang mengenai adanya mobilisasi aparat penegak hukum, yang kemudian disebut sebagai “Parcok” atau “Partai Coklat” untuk melakukan intimidasi terhadap para kepala desa di Jawa Tengah supaya mengarahkan warganya untuk mendukung pasangan calon tertentu.
Perolehan suara Cagub-Cawagub Jawa Tengah yang diusung oleh PDI Perjuangan menjadi konsekuensi atas badai politik tersebut, dimana pasangan Andika-Hendi memperoleh 7,74 juta suara (40,81%). Angka ini justru lebih banyak dibandingkan dengan raihan suara partai pada Pileg di tahun yang sama, sekalipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan raihan suara Ganjar-Yasin pada tahun 2018 ketika tidak mengalami badai politik.
Namun demikian, kesolidan mesin partai masih tetap berhasil menjaga Jawa Tengah sebagai kandang banteng dengan memenangkan Pemilihan Bupati/Walikota di 19 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah versi hitung cepat, antara lain: Banyumas, Brebes, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kendal, Klaten, Kudus, Magelang, Purworejo, Semarang, Sukoharjo, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, Kota Magelang, Kota Pekalongan, dan Kota Semarang.
Tim Editor