Bung Karno Suka Lingkungan yang Bersih

0
Bung Karno Suka Lingkungan yang Bersih

Kota Semarang – Cerita ini ketika Bung Karno melakukan kunjungan mendadak ke sekitar paviliun Istana Negara, tempat para pengawal pribadi presiden tinggal. Begitu memasuki tempat tinggal para pengawalnya, Bung Karno tercengang karena tempatnya kotor. Kamar mandi, selokan, semua kotor, dan bau.

Ia kemudian meminta pengawalnya untuk mengambilkan sapu dan membersihkan lingkungan yang kotor di paviliun.

“Lihat itu, kamu orang saya beri contoh bagaiamana caranya membikin bersih tempat kotor ini,” kata Bung Karno yang masih memegang sapu dan mulai membersihkan tempat itu.

Orang-orang yang tinggal di situ lantas gemetar. Sekalas presiden justru yang membersihkan paviliun ajudannya. Usai membersihkan paviliun ajudan, Bung Karno lantas berkata, “bisa tidak kamu membersihkan tempatmu sendiri,?

Memang, Bung Karno dikenal sebagai sosok yang cinta akan lingkungan. Bung Karno selalu gatal jika melihat lingkungan kotor.

Di sisi lain, Bung Karno juga seorang yang cinta akan tumbuhan. Dalam jiwa Bung Karno, tanaman ada tempat tersendiri bagi Sang Proklamator ini. Di waktu senggang, ia suka merawat tanaman yang ada di rumahnya. Bahkan, si Bung ini hafal nama-nama tumuhan yang ada di Istana Negara, dari nama latin hingga nama berbahasa Indonesia.

Pria saat kecil bernama Kusno ini juga tak jarang menata tanaman dengan sendiri untuk menyegarkan mata. Setiap kali habis shalat, ia akan jalan-jalan berkeliling Bersama orang terdekat untuk menikmati suasana yang menyegarkan itu.

Dalam beberapa kesempatan kunjungan, Bung Karno biasa menyempatkan menanam sebuah pohon. Di Berastagi, ketika dia dan beberapa pemimpin Republik dibuang saat agresi militer Belanda kedua, sempat menanam sebuah pohon beringin di pekarangan rumah yang menjadi tempat penahanannya.

“Itu beringin Sukarno. Pak Sukarno yang menanam,” ujar istri Sumpeno, penjaga rumah, kepada Historia. Pada 1960, Sukarno juga menanam pohon beringin di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pohon ini kemudian dikenal dengan nama “Beringin Sukarno.”

Pada 1955, ketika naik haji, Bung Karno tak hanya membawa banyak bibit pohon mimba tapi juga beberapa ahli untuk mengurusnya. Bibit-bibit itu kemudian ditanam di padang Arafah, dan pada gilirannya menghijaukan padang gersang. Kerajaan Saudi menyebut pohon itu “Syajarah Sukarno atau Pohon Sukarno” sebagai penghargaan atas jasa baik Sukarno.

Selain itu Bung Karno juga menanam pohon di komplek Gelora Bung Karno Senayan yang dibangun saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962 dan masih banyak lagi pohon pohon yang ditanam oleh Putra Sang Fajar yang juga penyambung lidah rakyat itu.

Penulis: Saf

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here