Kota Semarang – DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah menggelar ‘Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan Rakyat’ yang bertempat di Panti Marhaen, Kantor DPD Partai, Sabtu (18/6/2022).
Acara yang dipusatkan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan ini, diikuti oleh DPD Partai se Indonesia secara daring serta sebagai rangkaian peringatan Juni Bulan Bung Karno.
Di Panti Marhaen, acara dihadiri oleh kader PDI Perjuangan, jajaran DPD Partai, anggota DPRD Provinsi dan DPRD kota Semarang serta ratusan ibu hamil dan balita yang datang sebagai undangan.

Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani turut memberikan sambutan. Dalam sambutan tersebut, ia memberikan edukasi kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi gizi yang cukup selama mengandung.
“Pasangan siap nikah dan siap hamil harus diberikan edukasi, utamanya di 1.000.hari pertama ketika melahirkan. Asupan gizi untuk bayi harus diperhatikan,” ujar Ketua DPP PDI Perjuangan, Mbak Puan Maharani secara daring ketika membuka acara yang memiliki tema ‘Ibu Hamil Sehat Bayi Cerdas’ ini.
Mbak Puan juga menegaskan bahwa ibu hamil mesti memahami cara untuk menjaga kesehatan diri supaya anak yang dilahirkan nantinya memiliki imunitas tubuh yang baik serta tidak mengidap masalah stunting.
“”Nah, ibu-ibu sekalian ini penting bagaimana kemudian kita bisa menjaga kesehatan diri kita, juga calon bayi kita, bayi kita sampai kemudian bayinya lahir, untuk makan makanan yang bergizi, makanan-makanan yang sehat. Supaya apa? supaya Indonesia ke depan ini anak-anaknya itu anak-anak yang sehat dan bergizi baik,” terangnya.
Sementara Wakil Ketua Bidang Kesehatan DPD PDI Perjuangan Jateng dr. Messy Widyastuti menyampaikan tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi yang cukup untuk para ibu hamil agar tidak sampai melahirkan bayi dalam kondisi stunting.
dr. Messy juga menyebut, bahwa kegiatan ini mengundang peserta total 250 orang dengan rincian 100 ibu hamil, 100 calon pengantin, dan 50 bayi di bawah dua tahun (baduta) yang berdomisili di Kota Semarang.
“Kita tahu bahwa stunting itu dimulai dari calon pengantin, dia harus sehat, dia tidak anemia. Saat menjadi pengantin dan hamil, hamilnya sehat, agar tidak melahirkan anak yang stunting. Sedangkan untuk ibu hamil, supaya tidak melahirkan bayi yang stunting. Karena kita ingin mendapatkan generasi emas di tahun 2045,” kata dr. Messy.
dr. Messy mengajak kepada masyarakat untuk menyadari bahwa stunting adalah hal yang sangat perlu diperhatikan agar seluruh ibu hamil sehat dan dapat melahirkan bayi yang sehat pula.
“Supaya seluruh ibu hamil ke depan itu sehat dan melahirkan bayi yang sehat dan bisa memberikan asupan gizi yang cukup pada saat 1000 hari pertama kelahiran sehingga tidak menjadikan anak itu stunting,” pungkasnya.
Tim Editor