Kabupaten Banyumas – Proses tukar guling tanah milik desa dengan Pemkab Banyumas yang terkatung-katung lama, saat ini sudah tuntas. Selanjutnya, berdiri puskesmas megah yang tetap mengakomodir warga desa untuk bisa beraktivitas di sekitarnya, merupakan proses panjang perjuangan Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono yang menunjukkan keberpihakannya kepada “wong cilik”.
Camat Baturraden, Budi Nugroho mengungkapkan, Puskesmas Baturraden II merupakan saksi bisu dari kesungguhan Sadewo dalam menuntaskan permasalahan tukar guling tanah, aset Pemkab Banyumas sekaligus menyelesaikan permasalahan dengan warga sekitar. Tanpa kesungguhan, tidak mungkin permasalahan tukar guling yang sudah berlangsung sejak tahun 1993 tersebut bisa selesai.
“Pak Wabup yang turun langsung untuk menyelesaikan persoalan tukar guling tersebut, sehingga sekarang tanah sudah bisa dimanfaatkan untuk membangun puskesmas,” ungkapnya.
Budi Nugroho menambahkan, proses tukar guling tanah tersebut terganjal permasalahan administrasi yang tertunda, sehingga, sertifikat belum juga bisa diterbitkan. Akibatnya, selama puluhan tahun tanah tersebut juga tidak bisa dimanfaatkan oleh kedua belah pihak.
Setelah Sadewo menjabat sebagai wakil bupati, memang bertekad untuk menuntaskan dan mengembalikan aset-aset milik Pemkab. Terlebih, setelah mendapat mandat dari Bupati Banyumas, maka langkahnya untuk menyelamatkan aset-aset milik Pemkab semakin mantap.
Dengan terbangunnya Puskesmas Baturraden II yang berkonsep pemberdayaan masyarakat dan nuansa pariwisata, mampu menjawab kekhawatiran warga yang selama ini berjualan di sekitar area. Sebab, di lokasi tersebut rencananya akan dibangun shelter tanaman hias dan pujasera, serta taman bermain yang tetap mengakomodir para pedagang dan juga BUMDes Karangtengah.
“Seingat saya, Pak Wabup dua kali berdialog langsung dengan para tokoh masyarakat di sini, yang juga melibatkan para pemuda, serta lembaga-lembaga yang ada di desa. Dari dua kali pertemuan tersebut, permasalahan tuntas, masyarakat bisa menerima penjelasan beliau yang disampaikan secara lugas, sekaligus juga mengakomodir kepentingan warga desa,” imbuhnya.
Sementara itu, Sadewo Tri Lastiono, yang juga Bendahara DPC PDI Perjuangan Banyumas menjelaskan, Kecamatan Baturraden merupakan kawasan yang didominasi wisata, sehingga dalam pembangunan Puskesmas Baturraden II juga mengakomodir kearifan lokal.
Dalam hal ini, masyarakat sekitar tetap diberikan ruang untuk berjualan, hanya saja lebih ditertibkan dalam pengaturan kios-kios, agar nampak indah dan rapi. Dengan demikian, penjual tanaman hias, yang merupakan warga setempat, tetap diperbolehkan untuk berjualan. Bahkan, diarahkan, agar menata tanaman jualannya menyerupai taman, sehingga lebih menarik pembeli.
“Para pedagang juga diberikan tempat, karena sejak awal puskesmas didesain untuk menjadi ikon Baturraden sebagai tempat wisata. Kini, puskesmas yang dulu sempit, pasien berjubel jika ramai dan tempat kurang representatif, sudah berubah menjadi puskesmas megah dengan layanan kesehatan yang tentunya juga semakin baik,” pungkasnya.
Koresponden : Uly – Dwiyan