Kota Semarang – Sesuai Inmendagri Nomor 10 Tahun 2022, salah satu poinnya adalah menurunkan level Kota Semarang dari level 1 ke level 2, kemudian ditindaklanjuti dengan Instruksi Walikota Nomor 4 Tahun 2022. Intinya hampir sama dengan modifikasi PPKM level 1 seminggu yang lalu. Jadi, tempat hiburan yang semula 24.00 sudah diturunkan menjadi pukul 23.00. Bedanya hanya mall, hypermarket, supermarket, yang tadinya pukul 22.00, diturunkan menjadi pukul 21.00. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Mas Hendi saat membuka sesi keterangan pers, Kamis (17/2/2022).
“Dengan penerapan kebijakan yang hampir sama dengan ketentuan PPKM di Kota Semarang sebelumnya, saya meyakini seharusnya tidak ada gejolak yang terjadi pada pelaku usaha. Kafe, restoran, dan lain sebagainya masih sama seperti peraturan-peraturan yang lalu. Maka, saya rasa tidak akan ada gejolak dari para pelaku usaha ekonomi,” tuturnya.
Mas Hendi tetap memastikan, akan memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali. Namun, pihaknya meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk tidak langsung menjalankan secara penuh, melainkan bertahap mulai dari 50% terlebih dulu. Bahkan, apabila situasinya membaik, tidak menutup kemungkinan ada penambahan persentase PTM. Maka dari itu, PTM diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan persiapan maksimal pihak sekolah, mulai dari infrastruktur, mewajibkan guru dan siswa melakukan swab rutin, agar tidak muncul cluster sekolah yang dikarenakan tidak terindentifikasi dari awal.
Di sisi lain, Mas Hendi juga menjelaskan, salah satu indikator naiknya level PPKM Kota Semarang ke level 2, yaitu terkait tingkat kematian Covid-19, dimana data per Kamis 17 Februari 2022 tercatat, ada 790 pasien dirawat dengan rincian, sebanyak 127 warga luar kota, 573 warga Kota Semarang, serta 18 diantaranya meninggal.
“Sebanyak 18 orang yang dirawat meninggal, namun 6 dari luar kota. Dari 12 warga Kota Semarang setelah diidentifikasi, yang 6 meninggal karena comorbid dan lansia, meskipun vaksinnya sudah komplit sampai V2. Sementara, 6 sisanya lebih pada mereka yang vaksinnya belum komplit,” imbuhnya.
Mas Hendi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang kembali menekankan, meskipun berstatus PPKM level 2, ketersediaan kamar di rumah sakit Kota Semarang bagi penderita Covid-19 masih mencukupi. Saat ini, dari 20 rumah sakit yang ada di Kota Semarang, ruang perawatan untuk Covid-19 ada 866. Artinya, masih tersedia banyak ruang bagi masyarakat saat merasakan gejala Covid-19. Sementara, di rumah dinas sekarang ini sudah dibuka lagi 2 ruang isolasi.
“Grafik Covid-19 di Kota Semarang belum menunjukkan penurunan. Menurut analisis Dinas Kesehatan, diprediksi puncaknya akan berlangsung hingga akhir Februari dan turun pada tanggal 6 Maret. Klaster terbanyak di Minggu lalu masih di kalangan pegawai dengan perusahaannya, kemudian di dunia pendidikan,” jelasnya.
Mas Hendi juga mengungkapkan, capaian vaksinasi per hari ini mencapai 123% untuk V1, serta 111% untuk V2. Sedangkan vaksin ke 3 atau booster sebesar 15.8%. Sementara, capaian vaksin pelajar mencapai 98% V1 dan 92% V2. Vaksinasi pada lansia sudah melebihi target, yaitu 86% untuk V1 dan 81% untuk V2.
“Terkait vaksinasi, Pemerintah tidak akan memaksa, namun lebih bersifat mengedukasi, karena masih adanya informasi yang keliru. Saya juga berharap, pihak sekolah dapat memberikan informasi yang lebih tepat dan jelas. Bulan Maret ini kita gas pol, karena menurut catatan Dinkes Kota Semarang, sebanyak 500 ribu warga Kota Semarang harus divaksin pada bulan Maret. Jadi, disiapkan pada Maret setiap harinya dilaksanakan 20 ribu vaksin,” pungkasnya.
Koresponden : WP – Didik