Kabupaten Klaten – Ketua DPRD Kabupaten Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, S.I.Kom memberikan perhatian dan support kepada usaha kuliner yang diinisiasi Forum Empatia Disabilitas Kabupaten Klaten. Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan para penyandang disabilitas untuk berkreativitas dengan membuka Warung Angkringan Difabel di Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Jumat (11/2/2022).
Launching Warung Angkringan Disabilitas Desa Tibayan ini dihadiri antara lain Hamenang Wajar Ismoyo, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Klaten Muh. Hasyim, Dinas Koperasi UKM Perdagangan Kabupaten Klaten, dan Pemerintah Kecamatan Jatinom.

Dalam sambutannya, Hamenang Wajar Ismoyo mengapresiasi dibukanya Warung Angkringan Disabilitas Desa Tibayan. Ia berharap usaha ini menjadi titik awal kemandirian para penyandang disabilitas dan semakin berkembang hingga membawa kesejahteraan bagi penyandang disabilitas.
“Pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir turut membawa dampak depresi ekonomi. Tak terkecuali kelompok disabilitas di Kabupaten Klaten yang ikut merasakan dampaknya. Dengan dibukanya usaha kuliner ini akan memberi ruang bagi penyandang difabel, khususnya di Desa Tibayan untuk lepas dari krisis ekonomi yang merupakan dampak pandemi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hamenang Wajar Ismoyo yang juga merupakan Wakil Ketua Bidang Politik dan Komunikasi DPC PDI Perjuangan Klaten sekaligus KomandanTe Bintang Dua menyampaikan bahwa dengan modal usaha melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah pihak yang turut mendukung kemandirian ekonomi penyandang disabilitas. Warung angkringan ini menempati lahan milik Pemerintah Desa Tibayan, tepat di samping balai desa setempat. Selayaknya angkringan pada umumnya, Warung Angkringan Disabilitas Desa Tibayan menyediakan berbagai macam menu khas angkringan seperti nasi bandeng hingga wedang jahe.
“Dengan dibukanya warung angkringan ini, pelan-pelan paradigma para penyandang disabilitas ingin kami ubah. Yang tadinya menjadi objek, kini turut menjadi subjek. Selain itu dengan adanya unit usaha yang dikelola secara mandiri oleh penyandang disabilitas ini, para penyandang disabilitas ikut menjadi pelaku usaha,” paparnya.
Terakhir, Hamenang juga mengajak embrio ini agar dirawat bersama supaya nantinya akan terus berkembang, jangan sampai hanya semangat di awal, harus terus dijaga eksistensinya. Yang perlu diperhatikan adalah dinamika dunia usaha, terlebih saat ini masih masa pandemi sehingga aktivitas tidak bisa sebebas seperti biasanya.
“Saya yakin dengan peran serta masyarakat dan pemerintah, usaha para disabilitas ini akan membawa kesejahteraan Bersama. Semoga ke depan dapat menambah unit usaha lagi untuk para disabilitas untuk terwujudnya Klaten yang maju, mandiri, dan sejahtera,” pungkasnya.
Koresponden : Wawan