Kabupaten Kebumen – Kesadaran politik masyarakat termasuk kaum muda menjadi faktor determinan partisipasi politik dalam kehidupan demokrasi. Artinya, ukuran dan kadar seseorang dikatakan terlibat dalam partisipasi politik jika memiliki pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Hal ini ditekankan oleh anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kebumen, Noviandri Dwi Alhadi saat menjadi narasumber Forum Diskusi Politik yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kebumen, Selasa (18/1/2021).
Dwi Alhadi menyampaikan tentang pemahaman dalam meningkatkan pengetahuan politik. Upaya ini dinilai cukup penting dalam mewujudkan demokrasi. Terlebih Pemilu 2024 sudah di depan mata, sehingga peran serta dan partisipasi pemuda akan diharapkan menjadi bagian dalam menentukan arah bangsa ke depan.
“Setidaknya kegiatan hari ini memberikan edukasi dan pemahaman akan pentingnya kaum millenial tidak antipati terhadap politik. Karena setiap langkah dalam hidup bernegara tidak terlepas adanya kebijakan yang bermuara dari keputusan politik,” jelas Dwi Alhadi.
Legislator dari Dapil 1 (Kebumen dan Buluspesantren) ini menyampakan, bahwa kesadaran partisipasi politik merupakan aspek penting dalam tatanan negara demokrasi. Lebih dari itu menjadi ciri khas adanya modernisasi politik yang berkelanjutan.
“Dapat dipahami bahwa partisipasi politik merupakan suatu hal yang bersifat sukarela terhadap masyarakat yang aktif dalam perpolitikan. Minimal yang hadir paham dulu sebelum memaparkan ke orang terdekat,” lanjutnya.
Dwi AlHadi melanjutkan, generasi milenial berperan sebagai kontrol terhadap jalannya politik. Selain itu, sebagai sebuah proses transformasi politik yang menjadi bagian dari penataan struktur perjalan serta keberlanjutan kehidupan demokrasi dalam negara. Berdasarkan hal tersebut, peranan pendidikan politik terhadap milenial sangatlah perlu ditanamkan agar roda demokrasi dapat berkelanjutan dalam melahirkan para pemimpin yang diharapkan.
“Apabila kesadaran dan kepercayaan sangat kecil maka partisipasi politik menjadi pasif dan apatis. Nah, inilah perlu yang namanya sentuhan melalui pemahaman politik yang mudah dicerna,” imbuhnya.
Koresponden : Red