Kabupaten Temanggung – Bertempat di Area Kawedanan Parakan, Ketua DPRD Kab. Temanggung Yunianto menghadiri prosesi giat ‘Boyong Menoreh’. Acara ini merupakan bentuk rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kab. Temanggung Ke-187 serta merupakan momentum refleksi sejarah kehidupan masyarakat. Selasa, (9/10/2022).
Hadir dalam giat ini Jajaran Forkopimda Kab. Temanggung. Seluruh peserta yang hadir kompak mengenakan pakaian adat Jawa untuk menambah kekhidmatan acara HUT Temanggung yang terkenal sakral.

Pada kesempatan tersebut, Yunianto menerima Songsong Djojonegoro sebagai bentuk simbolis perpindahan pusat pemerintahan dari Parakan ke Temanggung. Hal tersebut tentunya merupakan sebuah tanda kehormatan mengingat Songsong Djojonegoro diyakini oleh masyarakat hanya bisa dipegang oleh beberapa orang pilihan.
“Tentu merupakan sebuah kehormatan bisa menerima Songsong Djojonegoro ini. Hal tersebut saya interpretasikan sebagai suatu upaya untuk terus memaknai tugas Ideologis. Kepercayaan masyarakat terhadap para pemangku kebijakan tentunya mesti dipertanggung jawabkan dengan tindakan yang representatif,” ungkap Yunianto.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Temanggung tersebut juga tidak lupa memberikan pesan dalam acara ‘Boyong Menoreh’. Pesan sosial menjadi topik utama mengingat kondisi Pandemi Covid-19 yang terjadi di tengah-tengah masyarakat masih menjadi problematika tersendiri yang mesti dihadapi.

“HUT Temanggung Ke-187 ini mengusung tagline ‘Kita Kuat Makin Hebat’. Spirit gotong-royong harus kita laksanakan di tengah tantangan Pandemi ini. Saling bersinergi satu sama lain untuk mewujudkan Temanggung Hebat adalah jalan kunci mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Yunianto.
Dalam perspektif historiografi, ‘Boyong Menoreh’ tersebut merupakan bentuk adanya dinamika pemerintahan di masa lalu. Seluruh punggawa kerajaan saling memberikan dukungan terhadap berjalannya roda pemerintahan yang berorientasi pada rakyat. Di sisi lain, partisipasi masyarakat pada saat itu juga dikonsepsikan senantiasa relevan dengan kebijakan kerajaan, terbukti dari adanya mobilitas roda perekonomian dari Parakan ke Temanggung.
“Cerita yang menjadi keyakinan bagi masyarakat Temanggung adalah adanya nilai gotong royong dalam Peristiwa ‘Boyong Menoreh’. Adanya sinergitas internal dan eksternal tersebut harus kita implementasikan di era aktual sehingga tercipta realitas kehidupan masyarakat yang kita cita-citakan bersama,” pungkas Yunianto.
Koresponden : Enggar – Zidan