Kota Semarang – Hardiknas, sebuah kilas sejarah yang harus menjadi pondasi dasar para cendekia saat ini dalam mengembangkan ranah intelektualitas mereka. Harus demikian, karena hal ini sejalan dengan cita-cita Bung Karno, bahwa akan mudah menjadi sebuah Bangsa besar dengan dipenuhi orang cerdas di dalamnya. Namun, akan celaka ketika mereka tidak paham, bahkan tidak mencintai sejarah Bangsa-nya.
Tanggal 2 Mei yang saat itu juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Ki Hajar Dewantara merupakan sejarah penting yang harus dipahami oleh seluruh generasi sekarang dan seterusnya. Sejarah tentang merajut asa di bawah tekanan koloni itu pun menjadi kenangan tersendiri Bung Karno untuk memantik api semangat para generasi muda.
Jasmerah, sebuah semboyan terkenal yang disampaikan oleh Sang Proklamator Indonesia, Bung Karno yang disampaikan pada pidato terakhirnya di peringatan Hari Ulang Tahun Indonesia, 17 Agustus 1966. “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!”, itulah akronim yang begitu akrab dan mendalam sebagai sebuah pesan untuk para pemuda pejuang, generasi penerus bangsa.
Oleh karenanya, Hari Pendidikan Nasional tidak hanya identik terhadap ranah pengembangan muatan pendidikan formal, akan tetapi karakter dan revolusi mental juga harus menjadi tumpuan. Hal ini dijelaskan Bung Karno melalui pidatonya pada perayaan Hardiknas 2 Mei 1964.
“Djadilah he pemuda pemudi Indonesia, dengan pendidikan jang (yang) diberikan kepadamu, pendidikan jang (yang) berdasarkan Manipol, Usdek (UUD 1945), Pantjasila (Pancasila). Dengan pendidikan jang (yang) diberikan kepadamu itu, djadilah putra dan putri Indonesia jang (yang) sedjati. Putra putri Indonesia jang (yang) benar-benar mengabdi kepada kepentingan umum, mengabdi kepada kebesaran bangsa dan tanah air,” sepenggal pidato Bung Karno pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di Istana Gelora Bung Karno pada 2 Mei 1964.
Sehingga dalam pidato terakhirnya yang terbilang cukup singkat, akan tetapi, jelas di dalam tiap frasa pidatonya menyimpan berjuta asa abadi (luhur) untuk para generasi muda setelahnya. Baginya, berbicara pendidikan, adalah berbicara akan ke arah mana nasib Bangsa ini dibawa.
Oleh karena itu, mari, pada momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2021 ini kita aktualisasikan semangat Patriotisme Nasionalis Bung Karno. Serta warisan luhur Ki Hajar Dewantara tentang filosofi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.
Penulis: SH