Mbak Ita: Wujudkan Ketahanan Pangan Melalui Urban Farming

0
Wakil Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu

Kota Semarang – Urban Farming di Kota Semarang pertama kali digagas oleh Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Mbak Ita sapaan akrab beliau membentuk Sekolah Berkebun Hebat untuk memberikan pelatihan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di Kota Semarang.

Di masa pandemi ini, urban farming dapat dijadikan sebagai suatu cara untuk mewujudkan ketahanan pangan di tengah ekonomi yang sedang turun saat ini. Usaha Pemerintah Kota Semarang menggerakkan warga dalam mengembangkan urban farming saat ini sudah mulai terlihat aslinya. Setelah ada sekitar 150 KWT yang mengembangkan urban farming di Kota Lunpia ini, sekarang bertambah menjadi 350 KWT.

Mbak Ita ikutserta dalam panen lele di Kelurahan Sarirejo RT 01 RW 03 Semarang TImur

Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan tersebut mengembangkan urban farming dengan memadukan antara pertanian dan perikanan. Dengan begitu, Mbak Ita menggandeng juga Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan untuk memberdayakan masyarakat. Terkait masalah anggaran, Mbak Ita mengaku kegiatan urban farming sudah dianggarkan melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) di setiap kecamatan. Pemkot Semarang menggalakkan urban farming kepada kelompok warga yang memiliki minat tinggi. Namun selama pandemi ini, minat masyarakat untuk menekuni urban farming bisa dibilang sangat tinggi.

“Jadi konsep urban farming ini, warga membentuk kelompoknya masing-masing, lalu Sekolah Berkebun Hebat masuk untuk memberikan pelatihan, dinas terkait memberikan pendampingan dan PPL mendorong semaksimal mungkin untuk pemberdayaannya. Jadi semuanya berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Alhamdulillah minat masyarakat saat ini cukup tinggi,” ujar Mbak Ita.

wakil Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu

Kegiatan Urban Farming mulai dari pertanian dan perikanan diharapkan bisa membuat masyarakat lebih kreatif dengan memberdayakan potensi yang ada. Mbak Ita mencontohkan kelompok urban farming di kelurahan Sarirejo, sebelumnya ia memberikan bibit lele sebanyak 1.200 ekor pada September 2020 dan bulan Januari 2021 sudah bisa melakukan panen raya budidaya lele. Hasil panen lele tersebut dapat diolah lagi menjadi abon atau produk kuliner lainnya yang bernilai jual tinggi dengan pelatihan dari Dinas Ketahanan Pangan. Sehingga dari hulu ke hilir akan tersinkronisasi dan manfaatnya semakin baik.

Terkit kendala yang terjadi di lapangan, Mbak Ita meminimalisir hal itu dengan memberikan pendampingan oleh Pemkot Semarang dan dinas terkait. Selain itu, Mbak Ita akan menggelar lomba vlog urban farming guna mendorong warga lebih kreatif. Tujuan lainnya yaitu agar masyarakat yang belum melakukan urban farming dapat ikut mengaplikasikan urban farming di lingkungan mereka.

Koresponden : Didik – Tika

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here