Kabupaten Wonogiri – Melihat sosok Politisi PDI Perjuangan Wonogiri, Joko Prayitno yang begitu tangguh memperjuangkan aspirasi rakyat, warga Desa Ngadirojo Kidul merasa terpanggil untuk bergotong royong membangunkan rumah yang layak bagi keluarga Joko Prayitno, Minggu (13/12/2020).
Uniknya, para warga yang bekerja di dalam pembangunan rumah tersebut mengaku melakukannya secara sukarela atau gratis. Menurut Joko Prayitno, ratusan warga itu merupakan perwakilan dari sembilan desa dan dua kelurahan yang ada di Kec. Ngadirojo.
“Mereka datang membantu tenaga dalam pembangunan rumah keluarga saya secara cuma-cuma alias gratis. Rombongan warga itu tanpa ada perintah ataupun paksaan dari saya ataupun pihak lainya,” ungkap Joko Prayitno.
Diketahui, para warga yang melakukan gotong royong secara sukarela ini disebabkan karena nama Joko Prayitno atau Joko Lelur ini di mata masyarakat Ngadirojo sudah melekat dan merakyat. Terlebih lagi, Joko Lelur, sudah 20 tahun mengabdi sebagai wakil rakyat serta menjadi corongnya masyarakat Ngadirojo.
“Tidak dibayar sepeserpun, ini karena kesadaran kami. Kalau tidak direm, warga yang datang ikut kerja bakti ini pasti lebih banyak lagi,” jelas Kamet Tri, salah satu warga Dusun Jatimarto, Kec. Ngadirojo.
Senada yang diutarakan oleh Kamet Tri, Noto dan Supar selaku warga Dusun Logung Desa Kerjo Lor menjelaskan, bahwa di mata masyarakat Ngadirojo sosok Joko Lelur tak hanya merupakan tokoh politik saja. Masyarakat sudah menganggapnya sebagai tokoh yang menginspirasi, sehingga begitu ada kabar yang dishare melalui grup WA, dengan sendirinya kesadaran masyarakat tergerak.
“Sama sekali tidak ada yang menggerakkan, begitu ada kabar di grup WA kalau Pak Lelur mau membangun rumah, warga dengan sendirinya datang berbondong-bondong kesini. Saya menilai bahwa ini merupakan satu ungkapan terima kasih yang nyata atas perjuangan Pak Lelur dalam memperjuangkan tiap aspirasi dari masyarakat di Ngadirojo ini,” pungkas Noto.
Secara terpisah, Joko Prayitno mengatakan, bahwa gotong royong tersebut merupakan inisiatif masyarakat sendiri. Rumah yang dibangun itu berukuran 6×12 meter dan sebenarnya sudah disediakan makanan dan minuman, tapi tetap saja ada masyarakat yang datang membawa bekal sendiri.
“Saya sebagai pribadi sangat berterimakasih atas solidaritas dan kepedulian masyarakat Ngadirojo. Saya berharap, masyarakat selalu solid dan kompak, sehingga dapat Sesarengan Mbangun Wonogiri,” tutup Joko Prayitno.
Editor : Hana