
Kabupaten Temanggung – Bulan Agustus menjadi bulan yang sangat istimewa bagi masyarakat Temanggung. Sepanjang tahun, Bulan Agustus menjadi awal di mana para petani mulai memanen daun tembakau untuk diolah menjadi bahan baku rokok.
Tidak tanggung-tanggung, catatan data pada tahun 2023 saja, jumlah komoditas tembakau dari para petani di kisaran 14.000 ton. Tentu data itu menjadi acuan penting untuk memetakan langkah ke depan, utamanya dalam rangka mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat berbasis pada pertanian tembakau.

Ketua DPRD Temanggung, Yunianto dalam wawancara bersama Tim Derap Juang menyatakan jika pertanian tembakau memang menjadi ciri khas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Tidak hanya karena latar belakang sejarah saja, tapi kondisi morfologi dan geografi daerah turut menjadi faktor pendukung pertanian tembakau.
“Jelasnya karena ada cerita rakyat, ada Ki Ageng Makukuhan yang kita percaya mengenalkan tanaman ini di tengah-tengah masyarakat. Kemudian, kita juga punya keunggulan wilayah. Dengan sebagian besar adalah lereng gunung ditambah kondisi iklim yang tepat, maka hasil tembakau di Temanggung ini begitu luar biasa,” ujar sosok yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Temanggung itu.
Bahkan menurut Yunianto, tembakau kini menjadi simbol tanaman yang merepresentasikan wilayah Temanggung. Sampai-sampai, masyarakat Jawa Tengah dan Indonesia mengenal Temanggung sebagai ‘Kota Tembakau’. Kualitasnya juga tidak diragukan lagi, karena pabrik rokok terbesar di Indonesia juga mengambil bahan bakunya dari Temanggung.
“Kalau soal kualitas tentu ini yang terbaik. Dunia internasional bahkan sudah mengakuinya. Apa yang dikembangkan di luar negeri, semuanya juga mempelajari apa yang sudah ada di Temanggung. Ini kalau dikembangkan secara terintegrasi, maka hasilnya luar biasa. PR kita adalah bagaimana kemudian petani ini bisa merasakan kesejahteraan dan kemudian memiliki implikasi terhadap roda perekonomian,” paparnya.
Salah satu hal yang selama ini sudah dilakukan adalah dengan membangun komunikasi, koordinasi, dan sinergitas dengan pihak swasta. Pemerintah menurut Yunianto selalu menggelar audiensi dengan petani tembakau dan pabrik-pabrik rokok, sehingga produk tembakau bisa langsung terjual. Memang saat ini tantangannya adalah mengembalikan harga seperti dulu kala, sehingga tembakau dikenal lagi menjadi ‘emas hijau’.
Guna mempromosikan produk tembakau, baik pemerintah maupun masyarakat sebenarnya juga telah melakukan langkah yang konkret. Selain promosi di media sosial, ada event-event lain yang memang digelar, misalnya adalah Festival Lembutan Bansari yang akhirnya banyak menarik wisatawan. Ini juga mempunyai multiplier effect yang lain, karena Temanggung pada satu sisi juga memiliki pemandangan alam yang bagus serta kopi yang berkualitas.
Koresponden : Enggar – Zidan