Kadar Lusman Hadiri Event Sarasehan Peran Bunda Literasi

0
Foto: Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman

Kota Semarang – Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman, S.E., M.M hadir menjadi narasumber dalam kegiatan Peran Bunda Literasi dalam Meningkatkan Inklusi Sosial Masyarakat di Gedung Industri Kreatif (GIK) Kota Lama.

Turut hadir pula menjadi narasumber dalam kegiatan itu di antaranya KapusNas RI Drs. Muhammad Syarif Bando, M.M., Kadin Arpus Kota Semarang Dr. Endang Sarwiningsih S, S.E., M.M, Ak, serta Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin yang membuka kegiatan tersebut.

Foto: Peserta Kegiatan Sarasehan

Ketika ditanya perihal masalah kurangnya akses terhadap bahan bacaan di masyarakat, Kadar Lusman mengatakan bahwa hal tersebut tidak dipungkiri. permasalahan kurangnya bahan bacaan adalah fakta.

Kenyataan yang sedang dihadapi saat ini bagi Kadar Lusman adalah kondisi di mana rasio bahan bacaan dibandingkan jumlah penduduk masih sangat jauh dari ideal. Ketika UNESCO menyatakan ketersediaan bahan bacaan setidaknya 3:1 (1 orang minimal 3 buku tersedia di Perpustakaan Daerah), maka hal itu masih jauh panggang dari api.

Untuk itu, berbagai Langkah dan kebijakan layak dan patut diambil oleh pemerintah daerah. Kadar Lusman mengatakan bahwa DPRD Kota Semarang cukup mengapresiasi berbagai langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam meningkatkan akses bahan bacaan untuk masyarakat melalui program-kegiatan seperti Semarang Book Exchange, Interlibrary Loan, Pinjam Pakai Perpustakaan, Indonesia One Search, dll.

Dalam kaitannya dengan Bunda Literasi, maka DPRD Kota Semarang juga menegaskan jika program itu masuk dalam pengintegrasian visi besar yang digalakkan oleh pemerintah pusat, khususnya melalui Perpustakaan Nasional Indonesia dengan program IPLN (Inkubator Pustaka Literasi Nasional).

Tak cukup sampai di situ saja, Kadar Lusman juga memberikan pesan kepada perpustakaan daerah bahwa tugas mereka sangat inklusif. Perpustakaan tidak boleh dijadikan hanya sebagai tempat untuk membeli dan meminjam buku bacaan semata, melainkan harus menstimulasi publik untuk menciptakan sekaligus menerbitkan buku.

Koresponden : WP

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here