Kabupaten Temanggung – Shafira Meiga Hardiyanti, seorang kader muda PDI Perjuangan di Kota Tembakau yang kini mengemban tugas menjadi seorang Komandan Tempur Elektoral Bintang Dua Dapil 3 Temanggung. Sosoknya dibesarkan di Korps Komunitas Juang, wadah khusus yang disediakan oleh DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah untuk mendidik dan melatih pemuda-pemuda era modern sehingga tidak apatis terhadap politik serta nasib bangsa Indonesia ke depan.
Berkecimpung di dunia politik bagi Shafira adalah wujud dari pengabdian. Ia berkeinginan pemuda hari ini tidak antipati terhadap politik, karena eksistensinya yang sangat mempengaruhi seluruh sendi dan kehidupan masyarakat. Ketika stabilitas politik baik, diterangkan olehnya kondisi sebuah negara akan jauh lebih berprogres, begitupun sebaliknya.
“Saya masih ingat betul petuah dari Komandan Bambang Pacul bahwa kita, khususnya kader PDI Perjuangan adalah murid-murid ideologis Bung Karno. Tugas kita adalah mengabdi kepada Kaum Marhaen, kepada wong cilik. Jadi, tugas elektoral nanti di 2024 adalah bagian dari kita untuk membumikan idee Bung Karno, karena kekuasaan yang kita rebut harus digunakan untuk kepentingan rakyat seutuhnya,” paparnya.
Dalam acara silaturahmi dan konsolidasi dengan tokoh masyarakat Batursari, Candiroto, Shafira juga nampak antusias untuk ngangsu kawruh dengan senior-senior politik yang ada di lapangan. Tidak ada kata malu dan terlambat menurutnya jika seorang pemuda hari ini ingin belajar politik, karena di tangan mereka-lah nasib bangsa Indonesia ini dipertaruhkan.
“Prinsip saya adalah politik yang berbudaya, artinya ada tata nilai dan norma yang memang harus dipedomani. Supaya paham kondisi lapangan, maka kita menggelar diskusi bersama, saling menyelaraskan fikir dan langkah. Tidak ada salahnya kita belajar dari bawah, karena kita bisa mendengar langsung harapan-harapan masyarakat untuk kebaikan negeri ini,” terang Shafira.
“Jadi pemuda hari ini tidak boleh hanya berpangku tangan, kita harus ambil peran dalam politik dan PDI Perjuangan menyediakan kesempatan itu. Khusus di Komunitas Juang, saya juga memahami bahwa momentum pemilu sebenarnya bukan sekedar untuk berebut kekuasaan, tapi juga harus bagaimana mensosialisasikan idee dan program yang dibawa serta kemudian memenangkan hati rakyat. Setelah punya kekuasaannya, adalah bagaimana kita bisa memanifestasikan secara konkret di lapangan,” tandasnya.
Koresponden : Enggar – Zidan