Kabupaten Demak – Hujan dengan intensitas tinggi yang sering mengguyur akhir-akhir ini berdampak adanya banjir di sejumlah wilayah di Kab. Demak. Termasuk adalah wilayah Desa Wonorejo, Kec. Karanganyar.
Hal itu diketahui Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet saat menerima audiensi Kades Wonorejo, Kec. Karanganyar yang menyampaikan, bahwa pada beberapa tahun terakhir Desa Wonorejo selalu ‘kolaps’ akibat PADesa nihil. Hal itu dikarenakan, bengkok desa yang berlokasi di Dukuh Kedung Banteng terendam banjir nyaris sepanjang tahun.
“Sehingga memang kita menerima aduan, apabila area persawahan di Kedung Banteng ini karena dampak Avour C71 dan Siphon Gajah yang tidak berfungsi optimal, saat hujan air tidak mengalir malah balik ke sawah. Surutnya menunggu bagian depan surut, baru bisa mengalir,” ujar Slamet, Jumat (24/02/2023).
Oleh karenanya, sebagai respons cepat politisi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Demak itu, dirinya langsung menghubungi BBWS, karena sebagai pemangku kepentingan. Sehingga dalam hal ini Slamet akan mengawal langsung dari mulai melakukan pengecekan, hingga tindak lanjut nantinya.
“Jika perlu pengadaan backhoe (alat berat), usahakan pelaksanaannya pada Anggaran Perubahan. Karena bila hanya punya satu pastinya tidak akan bisa optimal untuk tangani banjir ataupun pemeliharaan di beberapa titik sekaligus. Sehingga 2024 sudah tidak ada banjir lagi,” sambung Slamet.
Sehingga pada kesempatan itu Slamet juga akan terus mendorong agar adanya sinergitas dan kolaborasi dari seluruh stakeholder terkait. Karena penanganan ini membutuhkan kerja tim, dan ia juga berkomitmen agar pengerukan tidak hanya dapat terealisasi di wilayah Desa Wonorejo saja, namun beberapa wilayah lainnya yang juga memiliki tingkat sedimentasi tinggi.
“Solusi ini akan terus saya kawal, agar seluruh perangkat daerah maupun stakeholder terkait merealisasikan program ini. Karena saya juga berharap, agar wilayah-wilayah lainnya yang memiliki tingkat sedimentasi tinggi turut terwujud program pengerukan,” tandasnya.
Koresponden : Hana – Rahmad