Yunianto: Pancasila Adalah Kunci Pembangunan Bangsa

0
Foto: Yunianto Bersama Jajaran Tamu Undangan Saat Mengikuti Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

Kabupaten Temanggung – Ketua DPRD Temanggung, Yunianto memandang bahwasanya Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni harus dijadikan momentum bagi seluruh masyarakat untuk merefleksikan kembali nilai-nilai Pancasila kemudian menerapkannya secara konkret di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan tanpa sebab, Pancasila diterangkan olehnya adalah kepribadian dan jati diri bangsa, yang secara tidak langsung menjadi citra nasional dalam kancah percaturan global.

Sosok yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Temanggung itu tak lupa menyampaikan bahwa esensi Pancasila ketika dikristalisasikan akan merujuk pada nilai-nilai gotong royong. Artinya, baik pemerintah maupun rakyat harus sama-sama menyadari jika keduanya punya kewajiban untuk bersinergi, terkhusus dalam menciptakan pembangunan sekaligus pemberdayaan yang inklusif serta progresif.

Founding fathers kita, terutama Bung Karno menjelaskan sila-sila Pancasila ini digali dari tradisi-tradisi leluhur bangsa, dari kepribadian orisinil bangsa Indonesia. Mengerucutnya adalah pada satu nilai, yaitu kegotong-royongan. Kepentingan nasional hari ini di antaranya adalah pembangunan dan pemberdayaan,” tutur Yunianto ketika ditemui oleh Tim Derap Juang setelah melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Halaman Kantor Bupati Temanggung.

“Jadi, pemerintah dan rakyat harus sama-sama menyadari keduanya adalah subjek, harus saling bergandeng tangan dan bersinergi mewujudkannya. Berjalannya beriringan, yang pasti kebutuhan rakyat sesuai skala prioritas itulah yang menjadi kunci untuk realisasinya di lapangan,” lanjutnya.

Tak cukup sampai di situ saja, Yunianto menegaskan bahwa pemahaman yang komprehensif mengenai Pancasila harus terus diberikan kepada seluruh masyarakat, utamanya adalah anak muda. Tak dipungkiri, globalisasi yang terjadi hari ini mempunyai dampak yang harus ditanggulangi seperti halnya spirit liberalisme. Baginya, spirit itu bertentangan dengan Pancasila, karena menekankan pada sisi individualistik yang mengancam integrasi bangsa Indonesia.

“Tantangan kita bukan hanya sekedar Revolusi Industri 4.0 yang menekankan pada modernisasi, karena yang fundamental sebenarnya adalah ideologi. Kita meyakini bahwa hari seluruh negara masuk ke dalam pusaran globalisasi, implikasinya ada nilai liberalisme yang masuk. Baiknya kita ambil, tapi ketika membuat masyarakat individualistik, maka harus ditanggulangi. Solusi konkretnya adalah beri sosialisasi yang mendalam dan menyeluruh kepada semua orang, khususnya anak muda, karena mereka-lah yang nantinya akan menjadi pemimpin di negeri ini,” tandasnya.

Koresponden : Enggar – Zidan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here