Kabupaten Temanggung – Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum besar yang menjadi simbol kemenangan setelah berpuasa penuh selama satu bulan. Di sisi lain, Ketua DPRD Temanggung, Yunianto juga menyebut jika Idul Fitri harus dimaknai bahwa setiap manusia harus kembali pada fitrah atau kesucian.
Makna suci itu dalam konteks kehidupan sosial dan politik berarti suci dalam berpikir, berucap, serta bertindak. Segala perbuatan manusia harus dilandasi pada esensi pengabdian, sehingga bisa menghasilkan more value alias nilai tambah kepada lingkungan di sekitarnya.
“Idul Fitri adalah hari raya besar bagi umat Islam. Kita telah berpuasa selama satu bulan dalam artian ibadah ritual. Dalam makna kehidupan, maka kita dilatih untuk prihatin atau menjaga diri dari kesenangan sesaat dan kesenangan duniawi untuk kemudian menuju kemangan sejati,” ujar Yunianto saat ditemui oleh Tim Derap Juang Temanggung di kediamannya.
“Kemudian, kemenangan sejati itu berarti kita mesti dalam keadaan yang bersih hatinya, kembali pada fitrah kita sebagai hamba Tuhan yang mengabdi,” lanjutnya.
Setelah kembali kepada kesucian yang hakiki, Yunianto berharap setiap orang kemudian meningkatkan derajat pengabdiannya. Ia meyakini, apabila pengabdian sebagaimana yang dicetuskan oleh Bung Karno dalam Dedication of Life dilakukan secara maksimal, maka seluruh sendi kehidupan masyarakat bisa berprogres setiap waktu.
“Maka eskalasinya juga harus ikut naik. Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Kita semua punya mimpi yang adiluhung, ke depan setiap insan bisa berlomba-lomba dalam kebaikan. Di PDI Perjuangan, pastinya kita memegang teguh ide-ide Bung Karno, di mana pengabdian itu selanjutnya bisa menambah tenaga Kaum Marhaen, meningkatkan kelas untuk rakyat kecil,” tandasnya.
Koresponden : Enggar – Zidan