Wujud Tanggung Jawab Moral, Suparno Beri Santunan Rutin Kepada Keluarga Korban Kecelakaan

0
Ketua DPRD Kab. Sragen, Suparno takziah ke rumah duka korban kecelakaan

Kabupaten Sragen – Ketua DPRD Sragen, Suparno, SH, menyambangi rumah Sutarti (49) korban tewas kecelakaan Bus PO Haryanto, di dukuh Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Kedatangannya di rumah duka disambut oleh Kepala Desa Taraman, Anang Cahyono, Ketua RT Mulyadi dan kerabat Almarhumah. Jumat (26/3/2021).

Sekretaris DPC PDI Perjuangan tersebut terlihat terenyuh ketika mengetahui almarhumah hidup sendirian dan meninggalkan 5 orang anak. Ia terlihat berurai air mata sembari memberikan motivasi penguat kepada anak-anak almarhumah. “Saya nderek prihatin dengan musibah yang menimpa adik-adik semua. Tapi apapun itu, kita semua harus legawa nggih. Namanya musibah, tidak ada yang menghendaki. Tapi itu semua sudah menjadi Kodrat Illahi. Yang terpenting, semua harus tetep semangat harus tetep kuat dan sehat. Yang masih sekolah harus terus lanjut sekolah,” ujar Suparno.

Politisi PDI Perjuangan Sragen itu, kemudian meminta KTP dan nomor rekening anak yang paling besar. Ia menyampaikan akan memberi santunan setiap bulan untuk membantu biaya sekolah putra-putri almarhumah yang masih bersekolah.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kab. Sragen, Suparno takziah ke rumah duka

“Nanti, insyaAllah  saya akan kirim sedikit ke rekening kakak yang paling besar. Sebisa saya sampai akhir masa jabatan, nanti akan saya kirimkan tiap bulan. Mudah-mudahan bisa sedikit meringankan beban. Mbak (anak tertua almarhumah) nanti njenengan yang menggantikan Ibu, ngurusi adik-adiknya nggih. Yang sekolah harus tetep Sekolah, hyang kerja biar sukses. Kuncinya semua harus semangat menatap masa depan,” jelas Suparno.

Ditemui oleh Tim Derap Juang, Suparno menguraikan bahwa ia tersentuh usai membaca berita tragedi yang menimpa almarhumah Sutarti dengan meninggalkan lima anak. Menurutnya, inisiatif memberi santunan bulanan ini sebagai wujud tanggung jawab moral sebagai manusia untuk berbagi dan membantu sesama.

“Kasihan anak-anaknya masih kecil. Ada yang baru mau masuk SD dan ada yang mondok juga. Tadi yang mondok biaya sebulannya bisa 1,5 juta. Mereka sudah kehilangan tumpuan ibu yang selama ini  berjuang membiayai. Maka dari itu, tidak ada salahnya kita berbagi semampunya. Karena berbagi itu indah dan Ibadah. Tidak harus besar, yang terpenting dapat sedikit meringankan beban mereka. Dan saya juga berharap, jangan sampai cita-cita mereka harus terhenti karena musibah,” ungkapnya.

Koresponden: Rafif Abrar S dan Isa Budi Kahono

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here