Wonogiri, Laboratorium Kandang Banteng Jawa Tengah

0
Foto: Infografis kesuksesan Bupati sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan Wonogiri, Joko Sutopo

Kota Semarang – Jawa Tengah yang digadang-gadang sebagai Kandang Banteng ternyata mempunyai kisah suksesnya. Kab. Wonogiri menjadi laboratorium strategi politik, bagaimana kesuksesan Elektoral diperoleh melalui kerja barisan yang terukur dan sistematis.

Bermula dari perenungan bersama atas fakta lapangan di mana perolehan kursi terus mengalami penurunan dari tahun 2009 yang semula 16 kursi menjadi 13 kursi di tahun 2014. Kisah pertempuran elektoral dimulai tahun 2015, Pilkada pemilihan Bupati, PDI Perjuangan yang kala itu menugaskan figur yang cukup sensasional, bernama Joko Sutopo alias Jekek.

Diketahui, ‘Je’ berarti kepala dan ‘Kek’ yang berarti preman, tentu keputusan ini bukanlah hal yang mudah, terjadi resistensi baik di internal maupun eksternal. Kala itu 97% Birokrasi juga tidak mendukung pencalonan seorang Jekek menjadi kepala daerah.

Namun berkat kerja Partai yang terukur dan ditambah semangat tempur Ideologis seorang Joko Sutopo yang tinggi, pertempuran berhasil dimenangkan dengan presentasi tipis 53%. Namun walaupun tipis, kemenangan tetaplah kemenangan.

Setelah terpilih sebagai Bupati, Joko Sutopo mulai merapikan dan melakukan penataan barisan, dengan ikhtiar PDI Perjuangan harus tumbuh subur di Kab. Wonogiri. Pada Tahun 2016 dari perenungan yang dalam, lahirlah pemikiran konsep KomandanTe Stelsel. Sebuah sistem menata barisan dengan ide pembatasan wilayah, melawan realitas demokrasi liberal yang membawa spirit Individual dengan konsep kerja barisan, alhasil di tahun 2019 terjadi kenaikan kursi yang semula 13 menjadi 28; naik 125%.

Tak hanya lewat sistem KomandanTe Stelsel, namun Joko Sutopo juga menggunakan kekuasaan Eksekutifnya untuk mensejahterakan rakyat Wonogiri dengan program-progam startegis yang Pro-Wong Cilik. Melalui langkah itu yang kemudian dapat menurunkan angka kemiskinan yang semula 13,12% menjadi 10,86% selama 5 tahun kepemimpinan Joko Sutopo.

Olehnya, hal ini jelas apa yang dilakukan Jekek sesuai dengan visi PDI Perjuangan yang harus memperkuat tenaga kaum Marhaen/Wong Cilik. Efeknya, PDI Perjuangan di Wonongiri menjadi primadona dan pada Pilkada Tahun 2020, tanpa melakukan kampanye, Pasangan JOSSS meraih kemenangan sebesar 83,82%. Kemudian dapat meraih angka kesukaan terhadap PDI Perjuangan pada presentase 76%.

Ditemui Tim Derap Juang, Joko Sutopo menceritakan kisah suksesnya, “apa yang kami lakukan semata-mata adalah wujud kecintaan kami terhadap PDI Perjuangan, kesadaran Ideologis yang harus pertama ditanamkan. Selanjutnya diwujudkan dengan kerja-kerja konkret yang terukur dan bisa dibuktikan dengan data, serta melakukan edukasi politik dari program-program startegis yang sudah dijalankan. Alhamdulillah rakyat Wonogiri dapat menerima dengan baik,” jelasnya.

Kisah sukes Kab. Wonogiri sebagai Laboratorium Kandang Banteng Jawa Tengah menjadi sangat inspiratif di tengah gelombang semangat zaman yang bergerak ke arah individualistik. Kerja gotong royong, semangat dalam barisan, kerja-kerja yang terukur adalah kata kunci PDI Perjuangan dalam memenangkan hati rakyat.

WP

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here