Kabupaten Wonosobo – Peminatan untuk melanjutkan sekolah di Desa Batursari masih relatif rendah dan berdampak pada angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di wilayah ini cukup tinggi, khususnya anak yang lulus SLTP. Hanya 10% saja yang mau meneruskan ke tingkat pendidikan selanjutnya. Menurut penuturan Kades Batursari, Jumadi yang juga merupakan sosok kader PDI Perjuangan yang kini menjadi kepala Desa, hal itu disebabkan karena di wilayah ini tidak terdapat fasilitas pendidikan setara SMA/SMK, sementara jarak dari rumah warga ke sekolah terdekat yang ada lumayan jauh dan harus ditempuh dengan waktu yang lama, Rabu (4/4/2023).
“Di Kuncen Batursari ini angka ATS masih tinggi, terutama anak yang lulus SMP, yang mana saat ini baru 10 persen saja yang mau melanjutkan sekolah SMA atau SMK. Itu karena di sini tidak ada sekolahan SMA/SMK, sementara jarak dari rumah ke sekolah terdekat yang ada sangat jauh, sehingga menurunkan semangat mereka untuk melanjutkan sekolah. Tapi untuk anak usia SD ke SMP persentasenya lumayan tinggi, yakni di angka 98%, mereka ada yang melanjutkan sekolah dan juga ada yang mondok,” ujar Jumadi saat mendampingi Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat pada Safari Tarawih Keliling di Masjid Annur Istiqomah Kuncen, Batursari, Sapuran.

Terkait hal itu, Desa Batursari mengharapakan tanggapan dan tindak lanjut dari pemerintah agar didirikan fasilitas pendidikan setara SMA/SMK di wilayah ini, mengingat banyaknya remaja yang seharusnya masih mengenyam pendidikan, namun karena permasalahan tersebut sehingga mereka terpaksa tidak melanjutkan sekolah.
“Harapan kami, dalam rangka mensuksekan pendidikan dasar dua belas tahun dan melihat persoalan di sini, mohon kiranya kepada pemerintah agar didirikan fasilitas pendidikan setara SMA/SMK di wilayah kami, agar anak-anak kami bisa melanjutkan sekolah. Untuk lokasi kami insyaallah sudah ada, dan masyarakat akan siap membantu,” lanjut Jumadi.
Pada kesempatan itu, Afif Nurhidayat menanggapi dengan mendorong kepada seluruh elemen agar bergotong-royong dalam mengupayakan penyelesaian masalah. Selain itu, ia juga mengharapakan partisipasi masyarakat setempat, para tokoh agama, dan semua unsur. Sementara selaku pimpinan daerah, pihaknya akan mendukung penyelesaian persoalan di Batursari itu.
“Ini permasalahan yang perlu perhatian perlu penyelesaian, nanti saya minta seluruh elemen agar bergotong-royong bersama dalam penyelesaian masalah ini, silahkan dikaji dan selesaiakan bersama. Karena SMA/SMK itu ranahnya pemerintah provinsi, namun kami pemerintah daerah tidak diam, kami akan komunikasikan, kami juga tetap ikut membantu. Kami mendorong jika itu SMA di sini, maka silahkan Rifa’iyah membuat, kami pemerintah akan bantu bersama,” tegasnya.
Koresponden : Hildan