
Kabupaten Wonosobo – KomandanTe Bintang Dua Wonosobo, Edy Sutoto atau yang lebih akrab disapa Pak Totok kompak menyelenggarakan kegiatan ‘turun ke bawah’ bersama dengan KomandanTe Bintang Tiga pengampu Wonosobo, Sunggul Sirait. Kehadiran dua figur Partai politik ini tak lain dan tak bukan adalah untuk menyapa sekaligus bersilaturahmi dengan warga masyarakat di wilayah ampuan, khususnya di wilayah Lingkungan Cangkring, Kelurahan Wadaslintang, Minggu malam (5/3/2023).
Secara politis, hadirnya dua tokoh yang akan maju pada pertempuran elektoral di tahun 2024 ini menyiratkan makna bahwa Partai berlambang Banteng Moncong Putih saat ini memiliki barisan yang begitu kompak dan solid. Memang pada faktanya sulit ditemui pada parpol lain di mana antar Bacaleg dapat duduk bersama dan berembug dengan konstituen untuk membahas pembangunan yang diharapkan oleh masyarakat.
Di sisi lain, diketahui bahwa PDI Perjuangan adalah Partai yang menekankan pada spirit gotong royong. Tak khayal apabila hal ini dimaknai secara inklusif, maka seluruh jajaran kader Partai dapat bergerak secara serempak, mau mengesampingkan kepentingan elektoral pribadi dan menggantinya dengan politik yang berbudaya, yakni politik yang menekankan pada kerjasama seluruh kader dengan warga untuk membangun setiap sendi kehidupan masyarakat.

Pak Totok menyadari bahwa kekompakan kader untuk bergerak di tengah masyarakat ini begitu penting. Ketika seluruh kader solid, maka setiap program pembangunan lebih mudah untuk dilaksanakan. Dibantu dengan warga yang proaktif terhadap pembangunan, maka hal ini menurutnya bisa menjadi dorongan supaya setiap saat ada progres pada sendi-sendi kehidupan masyarakat.
“Politik itu penting, karena dengan politik kita bisa lebih mudah membangun masyarakat baik dalam hal infrastruktur maupun pemberdayaan. Ketika ada soliditas yang terbangun di antara kader, maka potensi untuk merealisasikan program ataupun kebijakan juga akan lebih mudah. Untuk itu, malam ini saya hadir dengan Pak Sunggul Sirait,” ujarnya.
“Kami juga berterima kasih kepada warga yang sudah menggalang persatuan dan kesatuan di mana hal itu bisa dibuktikan acara pertemuan ini pesertanya begitu aktif. Kami apreasiasi hal tersebut, karena dengan adanya gotong royong dari masyarakat dan kader Partai, maka usulan-usulan bisa cepat dan tepat dalam realisasinya,” lanjut Pak Totok.
Ketika ditelusuri lebih jauh, aksi turun ke bawah yang masif dilakukan kader PDI Perjuangan ini juga tak lepas dari arahan Ketua Umum Partai, Ibu Megawati Soekarnoputri. Dalam HUT Partai Ke-50, mantan Presiden RI Ke-5 itu mengajak seluruh kadernya untuk sering menyapa masyarakat, mau untuk mencium keringat rakyat, dan mau mendengar usulan-usulan warga, sehingga kader Partai dapat memaknai dengan baik tugas ideologisnya, yakni memperkuat tenaga Kaum Marhaen.

Sejalan dengan hal tersebut, Sunggul Sirait juga menuturkan bahwa pergerakan kader di lapangan ini tidak terlepas dari konstruksi politik yang selama ini telah terbangun di mana PDI Perjuangan adalah Partainya Wong Cilik. Di sisi lain, gerakan politik kader baginya adalah tanggung jawab moril dan etis atas cita-cita para pendahulu bangsa yang menginginkan rakyat Indonesia hidup dalam kesejahteraan.
“Kami meletakkan hati kami dan komitmen kami sebagai petugas Partai. Bagi kami, identiknya PDI Perjuangan adalah Partainya Wong Cilik. Untuk itu, kami punya tekad untuk hadir di tengah masyarakat. Kita punya tanggung jawab atas sejarah bangsa di mana visi dan misi para pendahulu bangsa tidak ingin ada kemiskinan lagi. Untuk itu, kami sepakat, kami membangun kesolidan untuk membela hak-hak Wong Cilik,” terangnya.
Kekompakan kader PDI Perjuangan ini tak berhenti di situ saja. Ketika diskusi antara KomandanTe dan masyarakat itu berlangsung, Wakil Ketua Bidang Rekrutmen dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Sofwan Dedy Ardyanto juga menyempatkan diri untuk hadir dalam forum. Sofwan Dedy Ardyanto sendiri berdasarkan keterangan yang didapat sedang mengemban tugas untuk ‘merumput’ dengan struktur Partai di mana pihaknya baru saja menyelenggarakan acara pertemuan dengan Ranting dan PAC di wilayah Kecamatan Leksono.

Hadirnya Sofwan Dedy Ardyanto ini nampak memberikan rasa bangga terhadap peserta kegiatan. Sebelumnya, mereka menceritakan belum ada satupun momen di mana para elit politik mau bersama-sama untuk turun ke bawah, menyapa masyarakat yang bisa dibilang berada di daerah yang cukup lumayan jauh dari perkotaan. Menempuh perjalanan panjang di antara gelapnya malam inilah yang akhirnya membuat warga kagum dengan tekad dan komitmen kader PDI Perjuangan untuk memajukan kesejahteraan umum.
“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kepada tiga bersaudara, Pak Sofwan, Pak Sunggul, dan Pak Totok yang kompak datang malam ini. Sebuah kebanggan bagi kami kerawuhan tokoh-tokoh hebat ini. Kami bisa berdiskusi, kami bisa ngangsu kawruh, bisa mengusulkan aspirasi. Ini baru pertama terjadi ada tiga tokoh satu Partai datang bersama-sama, apalagi Wadaslintang ini jauh, agak gelap gulita kalau malam,” ucap Wartoyo, tokoh masyarakat setempat.

Sadar bahwa masyarakat begitu excited dengan kedatangan dirinya dan dua orang KomandanTe tersebut, Sofwan Dedy Ardyanto menandaskan bahwa PDI Perjuangan ini memang menekankan arti penting ‘barisan’ dalam pergerakan politiknya. Tak cukup sampai di situ saja, pihaknya juga menyampaikan bahwa kehadirannya adalah untuk kulonuwun dengan warga untuk menyambung silaturahmi sekaligus membangun kekuatan politik bersama dalam rangka memperkuat tenaga Kaum Marhaen.
“Ini kami sampaikan kepada panjenengan yang hadir bahwa PDI Perjuangan itu Partai barisan. Kadernya berbaris rapi, kompak dari seluruh tingkatan. Hari ini kita kompak bersilaturahmi, kadernya kompak berbaris untuk mewujudkan bangun yang kokoh, atau dalam falsafah Jawa sering kita sebut sebagai Melu Memayu Hayuning Bawana. Kita juga menyadari jika orang politik harus punya etika, punya unggah-ungguh, maka saya bersama Pak Sunggul dan Pak totok malam ini silaturahmi, kulonuwun terhadap masyarakat,” pungkasnya.
EAW