Kabupaten Cilacap – Mengisi kegiatan di Bulan Muharram 1445 H, Perkumpulan Pedagang Pasar Kroya menggelar kesenian Wayang Kulit yang dihadiri oleh DPC PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPRD Cilacap, Taufik Nurhidayat di area Pasar Tampungan Darurat Kroya, Desa Karangmangu, Kecamatan Kroya, Sabtu (22/7/2023).
Pagelaran seni Wayang Kulit bersama Ki Dalang Gilang dan Ki Dalang Raden Tunjung dari Cilacap ini mengangkat lakon ‘Semar Mbangun Pasar’.

Di samping itu, acara ini dihadiri pula oleh Penjabat Bupati Cilacap yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap, Camat Kroya beserta jajaran Forkopimcam, para pengusaha Kroya, Kepala UPTD Pasar dan jajarannya, Kepala Desa Karangmangu, Komandan Tempur Elektoral Bintang Dua Yoga Dwi Sambodho, S.M., M.B.A., PAC PDI Perjuangan Kroya, dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Taufik Nurhidayat mengutarakan bahwa kewenangan pembangunan pasar ada pada pemerintah pusat, sehingga dalam hal ini baik unsur eksekutif maupun legislatif akan mendorong bersama untuk kemajuan pembangunan kembali Pasar Kroya, agar roda perekonomian kembali membaik, karena menurutnya Pasar Kroya merupakan salah satu pasar terbesar yang ada di Cilacap.
“Pasar Kroya ini merupakan salah satu pasar induk yang ada di Kabupaten Cilacap. Banyak pedagang dari luar wilayah Kabupaten Cilacap yang masuk mendistribusikan dagangannya melalui Pasar Kroya, sehingga Pasar Kroya menjadi pusat para distributor untuk melakukan transaksi ekonomi. Mengenai pembangunan kembali Pasar Kroya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, kami hanya mendorong agar pembangunan segera terlaksana,” ujar Taufik Nurhidayat.
Selain itu, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kab. Cilacap Drs. Sadmoko Danardono, M.Si mengatakan bahwa kebudayaan daerah harus dijaga dan dilestarikan dengan baik.
“Kesenian Wayang Kulit merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dijaga kelestariannya. Di sini peran pemuda diperlukan. Karena saya sering lihat, banyak pemuda yang menggandrungi budaya luar negeri, seperti contohnya Korea,” kata Sadmoko Danardono.
Koresponden: Arsend