Kabupaten Pati – Alih kawasan hutan menjadi areal Pertanian Jagung disinyalir menjadi penyebab Banjir Bandang yang menerjang Desa Godo dan Desa Gunungpanti, Kec. Winong, Kab. Pati pada akhir November 2022 lalu. Adapun kondisi tersebut turut mendapat perhatian serius dari anggota DPRD Kab. Pati Fraksi PDI Perjuangan, Suwarno.
Suwarno ini tak menampik dampak dampak kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan terhadap masyarakat sekitar. Untuk itu, Suwarno mendorong kesadaran masyarakat setempat untuk bersama-sama mengembalikan fungsi hutan seperti semula.
“Kalau ditanami Jagung terus, dampaknya adalah Banjir Bandang. Karena lapisan tanah habis tergerus air hujan. Sehingga harus ada kesadaran untuk menanggulangi,” jelasnya, Jumat (03/03/2023).
Lebih lanjut, menurut Suwarno hutan gundul juga akan berdampak pada pengikisan tanah. Sehingga air yang turun ke sungai tercampur dengan tanah yang kemudian menyebabkan pendangkalan sungai. Jika ini terus dibiarkan, Suwarno khawatir akan menambah pekerjaan rumah lagi bagi pemerintah.
Seperti diketahui, tiga desa di Kec. Winong, yakni Godo, Gunungpanti, dan Pohgading sebagian besar wilayah hutannya dialihfungsikan menjadi perkebunan Jagung. Kondisi yang demikian tak dipungkiri oleh Suwarno karena kebutuhan masyarakat akan pekerjaan dan ekonomi.
Salah satu solusi yang ditawarkan anggota DPRD dari Komisi D ini adalah dengan menanami tanaman buah. Karena selain memiliki akar yang besar untuk menyimpan air hujan. Tanaman seperti buah alpukat ataupun petai dapat dimanfaatkan oleh masyakarakat sekitar.
“Kami DPRD Pati terus mendukung upaya penghijauan Bukit Kendeng, yaitu dengan beralih ke budidaya tanaman pohon buah. Karena selain mampu mengikat air untuk mencegah banjir, tetap memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” urainya.
Dengan demikian, Suwarno berharap masyarakat sekitar bisa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Sehingga ke depannya tidak ada lagi musibah Banjir Bandang yang menimpa warga.
Koresponden : Ita