Kabupaten Pekalongan – Meski sudah dibangun tanggul raksasa, namun banjir di wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan kian memprihatinkan. Akhir-akhir ini muncul permasalahan baru karena air tidak bisa ke laut.
Dalam penanganan jangka pendek, Pemkab Pekalongan telah menambah mesin pompa penyedot air banjir skala besar yang kini sudah beroperasi. Dengan begitu air yang merendam pemukiman Desa Tegaldowo, Mulyorejo, Karangjompo dan Jeruksari Kecamatan Tirto dapat cepat surut.
Untuk penanganan jangka panjang, Pemkab Pekalongan bersama pimpinan DPRD Kabupaten Pekalongan melakukan tinjauan rencana tempat pembangunan tanggul muara sungai dan rumah pompa di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Jumat (13/1/2023).
Dalam tinjauan lokasi pimpinan DPRD didampingi Kepala BPBD dan Kabid PSDA DPU Taru. Nampak hadir pula Kepala Desa Mulyorejo dan Jeruksari, bersama Camat Tirto, serta sejumlah tokoh masyarakat sekitar.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Sumar Rosul mengatakan untuk penanganan banjir dan rob langkah yang terdekat yaitu mematangkan pembebasan lahan untuk pompa air.
“Istilahnya tukar guling lahan ya, dengan lahan punya milik Pemerintah Daerah yang belum digunakan. Kemudian konsep yang dilakukan oleh Pusdataru, sudah disetujui oleh masyarakat. Tanggul penutupan sungai Meduri Bremi, pembangunan Parapet dan normalisasi sungai,” katanya.
Termasuk, lanjut dia, dengan pembangunan jalan yang sampai ujung ini kalau bisa dilakukan sesuai dengan desain dan mudah-mudahan di tahun ini bisa terlaksana, atau disetujui oleh Menteri.
“Insyaallah banjir di tahun selanjutnya sudah sangat berkurang sekali. Karena ini bisa mengatasi beberapa desa, bahkan sampai ke Kota Pekalongan. Sehingga ini perlu kerja keras, untuk bisa melaporkan ke pemerintah pusat. Tugas Pemda menyiapkan lahan, tugas provinsi untuk desainnya. Kita sangat optimis dan berharap supaya bisa terealisasi,” jelas legislator yang menjabat sebagai sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pekalongan.
Sehingga, kata Sumar, akar permasalahannya yang disini bisa terealisasi, jadi banjir rob bisa terkurangi sangat drastis.
“Jadi, maksimal tahun 2024 masa pemerintahan presiden Jokowi harus selesai. Harapannya satu tahun bisa selesai, ini semua harus fokus,” pungkasnya.
Koresponden: Gus Santo