Sri Ruwiyati Bersama BRIDA Jateng Gelar Diseminasi Inovasi Teknologi

0
Sri Ruwiyati Bersama BRIDA Jawa Tengah Gelar Diseminasi Inovasi Teknologi di Kecamatan Sigaluh
Foto : Sri Ruwiyati Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah (depan berdiri) saat memberikan sambutan dihadapan para peserta kegiatan Diseminasi Inovasi dan Teknologi di Aula RM Ibu Lies Kecamatan Sigaluh. Rabu 08/11/2023

Kabupaten Banjarnegara – Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, Hj. Sri Ruwiyati ,SE., MM bersama Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah menggelar Diseminasi Inovasi dan Teknologi dengan tema Inovasi Pengelolaan Sampah menjadi Detergen Cair Ramah Lingkungan dan Pupuk Cair di Aula RM Ibu Lies Kecamatan Sigaluh. Kegiatan diikuti oleh 100 lebih anggota kelompok wanita tani dan pemuda,Rabu(08/11/2023).

Kegiatan yang dibuka oleh Kun Maryono dari BRIDA, dihadiri juga oleh Edwin Sulis Priyanto. Pemateri, Marno Anggota DPRD Banjarnegara Fraksi PDI Perjuangan selaku narasumber, Wahju Djatmika,AL.BS.SE Komandan Tempur Elektoral (KomandanTe) Bintang Dua Dapil Banjarnegara 1 selaku moderator, Sarwono Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sigaluh , Sarwono Kepala Desa Sigaluh. Hadir pula pengurus ranting PDI Perjuangan Desa Sigaluh.

Foto: Edwin Sulis Priyanto (kanan jaket orange) pemateri sekaligus narasumber saat melakukan praktek langsung pembuatan detergen cair ramah lingkungan bersama para peserta kegiatan Diseminasi Inovasi dan Teknologi di Aula RM Ibu Lies Kecamatan Sigaluh.

Sri Ruwiyati yang juga sebagai KomandanTe Bintang Tiga Dapil Jawa Tengah 10 dalam sambutannya mengatakan bahwa persolan sampah menjadi tanggung jawab bersama. Sampah yang ada di lingkungan sekitar kita dapat merugikan jika tidak dikelola dengan baik, sebaliknya sampah juga dapat memiliki nilai tambah jika dikelola dengan baikdiantaranya dibuat menjadi pupuk organik.

” Besar harapan kami, para peserta setelah mengikuti kegiatan ini dapat mempraktekan atau membuat pupuk cair organik dan deterjen cair ramah lingkungan serta memahami tentang proses pengelolaan sampah organik,”pungkas Sri Ruwiyati.

Senada juga disampaikan oleh Marno yang juga sebagai petani. ” Selama ini kami berusaha membuat pupuk organik dari hijauan. Hal ini disebabkan karena mahalnya pupuk anorganik (Kimia). Hasil produksi sangat bagus dan tanaman lebih tahan lama. Jadi mulai sekarang memang kita harus berfikir ekonomis, caranya dengan inovasi, memanfaatkan limbah hijauan untuk dijadikan pupuk, atau bahan olahan lain yang lebih bernilai,” katanya.

Edwin Sulis Priyanto, dari Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah mengatakan untuk membuat pupuk organik cair tidaklah sulit karena bahan bahan yang digunakan banyak terdapat disekitar kita. Dirinya juga berharap peserta yang hadir, usai mengikuti kegiatan ini dapat termotivasi dan berinovasi untuk mengolah sampah di lingkungannya masing-masing.

Koresponden: Dedi Sulaiman

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here