Kota Semarang – Sabtu 26 Februari 2022, tepat satu tahun, Dr. Hendrar Prihadi, S.E., M.M., yang akrab disapa Mas Hendi menjabat sebagai Wali Kota Semarang untuk periode 2021-2026. Pada hari pelantikannya, menegaskan pihaknya akan habis-habisan dalam mengemban tugasnya, mengingat tahun 2021 hingga 2026 sendiri menjadi periode terakhirnya sebagai Wali Kota Semarang.
Dalam persoalan Covid-19, Mas Hendi menekankan, akan mengupayakan pemulihan ekonomi yang dibarengi dengan upaya penegakkan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi. Sedangkan, untuk peningkatan infrastruktur dalam menghadapi perubahan iklim, pihaknya menyebut, pentingnya evaluasi penanganan banjir dan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
“Harapannya, melalui program peningkatan infrastruktur yang diupayakan, dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat di tengah perubahan iklim yang cepat. Saya meyakinkan kepada masyarakat, dengan melakukan berbagai upaya. Dalam hal ini, saya tidak lagi membutuhkan penyesuaian dalam melaksanakan tugas untuk tahun 2021 hingga 2026 mendatang,” tuturnya.
Mas Hendi menambahkan, tantangan saat ini memang lebih besar. Sebab, saat ini ada pada kondisi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Namun, Mas Hendi berkomitmen untuk melalui itu semua dengan melakukan langkah-langkah strategis.

Tercatat, angka penderita Covid-19 di Kota Semarang tahun 2021, meledak pada bulan Januari, yaitu hingga 1.043 penderita. Kemudian, ledakan penderita juga kembali terjadi pada bulan Juli hingga mencapai 2.460 penderita. Tak ayal kondisi meledaknya angka kasus Covid-19 itu pun semakin memukul aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya di Kota Semarang. Mas Hendi bergerak cepat dengan menyusun langkah, agar aktivitas masyarakat yang terpuruk dapat segera pulih.
Sasaran pertamanya adalah melakukan percepatan vaksinasi di Kota Semarang, dengan tetap konsisten menjalankan konsep pembangunan “Bergerak Bersama” yang sejak awal dicetuskannya. Mas Hendi kemudian menggandeng TNI/POLRI, institusi pendidikan, serta pihak swasta lainnya untuk dapat bekerjasama dalam program percepatan vaksinasi.
Dari kerjasama itu lalu berdirilah sekitar 76 sentra vaksinasi di Kota Semarang, yang terdiri dari Puskesmas, rumah sakit, kantor Kecamatan, kampus, hingga gedung pertemuan. Tak cukup hanya dengan sentra vaksinasi, Mas Hendi kemudian menginisiasi konsep vaksinasi keliling dengan target seluruh warga Kota Semarang secara menyeluruh bisa segera divaksin.
Di tengah besarnya penolakan masyarakat terhadap sejumlah aturan pembatasan yang ditetapkan, Mas Hendi meminta jajarannya untuk menyikapi instruksi tersebut dengan melakukan penertiban secara humanis.
“Saya rasa banyak cara, agar masyarakat mau mengikuti aturan. Jangan sampai karena kita capek menjalankan tugas, kemudian ada tindakan yang kontra produktif. Saya minta semua pihak untuk mengedepankan humanis,” ungkapnya.
Ketika melakukan penertiban kepada para pedagang saat masa PPKM, Mas Hendi memborong dagangan setiap warung yang didapatinya masih berjualan. Hal itu dilakukannya, agar tidak ada warung yang tetap buka melewati batas jam operasional. Aksi Mas Hendi itu kemudian viral dan mendapatkan simpati yang sangat banyak dari warganet. Namun, tidak sekedar menjadi pemberitaan, cara Mas Hendi dalam menjalankan instruksi PPKM Darurat itu juga kemudian menjadi contoh, dan diikuti oleh jajaran di bawahnya, serta beberapa daerah lain.
Alhasil, melalui percepatan vaksinasi dan upaya penegakkan aturan pembatasan secara humanis, Kota Semarang kemudian menjadi kota pertama di Indonesia yang berhasil diyatakan turun status PPKM dari Level 4 ke level 3 pada tanggal 17 Agustus 2021. Kota Semarang juga secara konsisten terus menjadi kota pertama yang turun level, hingga ditetapkan berstatus PPKM level 1 pada 19 Oktober 2021.
“Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang kembali di Atas 5%, yang sebelumnya sempat lumpuh akibat dari Pandemi Covid-19. Sejumlah program secara khusus kami dedikasikan untuk meningkatkan kapasitas usaha para pelaku UMKM,” imbuh Mas Hendi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang.
Mas Hendi menjelaskan, program tersebut mulai dari Kredit Wibawa, dengan bunga hanya 3% per tahun, pengurusan sertifikasi halal gratis, pengurusan sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual gratis, pelatihan pemasaran online, fasilitas desain dan kemasan gratis, hingga menyelenggarakan festival pasar sehat di setiap kecamatan menjadi beberapa upaya yang dilakukannya dalam memulihkan ekonomi Kota Semarang.
Program terbarunya adalah Mas Hendi menggandeng Bank Negara Indonesia (BNI) untuk menggelontorkan Kredit Usaha Rakyat untuk UMKM di Kota Semarang. Tidak hanya itu, Mas Hendi juga mampu menghasilkan sejumlah kerjasama strategis yang menguntungkan UMKM di tahun pertamanya menjabat sebagai Wali Kota Semarang untuk periode 2021-2026.
Salah satunya adalah kerjasama dengan Uniqlo Indonesia melalui program Semarang Neighborhood, dimana Mas Hendi berhasil membawa 6 UMKM “nampang” di toko milik salah satu perusahaan retail fashion terbesar di dunia tersebut. Selain itu, Mas Hendi juga membawa 19 UMKM Kota Semarang untuk bisa mendapat tempat di 113 gerai salah satu pemain besar usaha minimarket, yaitu Indomaret.
Selain itu, tahun 2021, Kota Semarang beberapa kali berhasil dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan nasional, karena dianggap telah mampu untuk menerima kembali kunjungan dari luar kota, mulai dari Festival HAM, Rakernas Jaringan Media Siber Indonesia, serta Lokakarya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Sementara, terkait komitmen Mas Hendi untuk menekan dampak perubahan iklim, agar masyarakat merasa aman, Pemerintah Kota Semarang menjadikan rehab RTLH menjadi salah satu fokusnya.
Pasalnya, kondisi rumah tidak layak huni dikhawatirkan dapat menimbukan adanya korban, apabila terjadi kondisi cuaca yang ekstrem di Kota Semarang. Dalam program ini, sekitar 1.669 RTLH telah direhab oleh Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Mas Hendi sepanjang tahun 2021.
“Terkait penanganan banjir di Kota Semarang, saya meminta Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang untuk lebih bergerak cepat dalam melakukan sejumlah penanganan banjir, dalam menghadapi curah hujan ekstrem yang lebih lebat dari sebelumnya. Maka dari itu, penyempurnaan sistem pemompaan drainase di Kota Semarang dilakukan dengan didukung oleh sistem cerdas yang mengandalkan sekitar 10.600 CCTV untuk memantau kondisi Kota Semarang saat terjadi hujan,” jelasnya.
Melalui penyempurnaan sistem tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang menyebut, mampu meningkatkan efektifitas penanganan genangan yang terjadi di Kota Semarang saat turun hujan. Hasilnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Sih Rianung menerangkan, wilayah banjir pada tahun 2021 berhasil ditekan menjadi tersisa 3,4% dari luas wilayah Kota Semarang.
Angka itu sangat kecil apabila dibandingkan kondisi pada tahun 2011, dimana luas banjir Kota Semarang mencapai 41,02%. Di satu sisi, dalam menghadapi adanya tren perubahan iklim yang cepat, Mas Hendi meminta kepada jajarannya melakukan rehabilitasi lingkungan, dengan melakukan penghijauan kota melalui pembangunan sejumlah taman. Dalam upaya ini, konsep pembangunan “Bergerak Bersama” milik Mas Hendi juga berhasil diterapkan dengan terlibatnya pihak swasta dalam program pembangunan taman di Kota Semarang.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang, Ali mencatat, sepanjang tahun 2021 Kota Semarang telah berhasil membangun 15 taman baru. Dengan penambahan tersebut, maka saat ini di Kota Semarang telah terdapat 242 taman. Ke-15 taman tersebut diantaranya, Taman Parkour, Piere Tenden, MT Haryono, dan lain sebagainya, yang dibangun oleh pihak swasta.
Mas Hendi berharap, segala upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dapat menambah semangat dan optimisme masyarakat untuk bisa lebih bangkit di tengah tekanan Pandemi Covid-19.
Koresponden : WP – Didik