Kabupaten Temanggung – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Temanggung, Riyadi Kaunaen tak henti-hentinya membuktikan komitmen diri untuk senantiasa hadir di tengah masyarakat. Kali ini, Riyadi Kaunaen menggandeng struktural PAC dan Ranting menghadiri acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Merti Punden bersama masyarakat Dusun Tritis, Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu.
Peringatan Isra’ Mi’raj sendiri ditujukan sebagai langkah untuk meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia. Adapun Merti Punden adalah bentuk tradisi masyarakat yang diorientasikan untuk belajar ilmu kehidupan dari leluhurnya. Pelajaran tersebut menyangkut kehidupan di dunia ini harus diiringi dengan rasa syukur serta saling bahu-membahu dalam memajukan desa di seluruh bidang.

“Ojo pedhot oyot, jangan sampai masyarakat terlepas dari akar budayanya, itulah falsafah Jawa yang mesti dijaga. Kalau kata Bung Karno dalam Trisaktinya adalah Berkepribadian dalam Berkebudyaan. Baik Isra’ Mi’raj maupun Merti Punden sama-sama punya nilai yang bisa kita teladani, yang bisa menjadi penuntun kita dalam mengarungi kehidupan di dunia,” ujar Riyadi Kaunaen dalam sambutannya.
Usai membahas aspek spiritualitas, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan musyawarah masyarakat dalam menentukan arah pembangunan desa. Dengan musyawarah ini, mereka berharap nantinya pembangunan desa dapat berimplikasi pada terciptanya progresivitas di setiap lini kehidupan masyarakat.
Mendengar hal tersebut, Riyadi Kaunaen yang juga merupakan sosok KomandanTe Bintang Dua Dapil 2 Temanggung memberikan apresiasi kepada warga Tritis. Menurutnya, membangun komunikasi dengan bermusyawarah adalah wujud budaya masyarakat yang harus senantiasa dilestarikan. Di era modern ini, ia menerangkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan desa sudah mulai luntur, tergantikan dengan spirit individual.
“Jadi hal ini adalah tradisi masyarakat, budaya bangsa yang harus terus dilestarikan. Kita duduk bersama, saling bermusyawarah untuk membangun desa. Ketika masyarakat ikut andil dalam musyawarah, pembangunan pastinya juga akan inklusif, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kita sama-sama tau bahwa di zaman sekarang ini banyak yang semakin individual, mulai meninggalkan nilai gotong royong dalam membangun desa, tapi semoga hal tersebut tidak terjadi di masyarakat Tritis ini,” terangnya.
Koresponden : Enggar – Zidan