Kabupaten Kebumen – Angka prevalensi stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak di Kebumen jumlahnya terus menurun setiap tahun. Kondisi ini tidak terlepas dari sepak terjang sosok Ristawati Purwaningsih selaku Wakil Bupati Kebumen sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kebumen.
Data terhimpun, prevalensi stunting per Februari 2022 tercatat 11,93 persen. Angka ini turun dari Agustus 2021 yakni sebesar 12,13 persen. Meski demikian, upaya penanganan menurutnya perlu terus dilakukan. Salah satunya melalui audit kasus dengan serangkaian upaya sistematis secara berkala.
“Penting adanya identifikasi resiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran. Entah itu berbasis surveilans rutin atau sumber data lain,” jelasnya, Minggu, (17/7/2022).
Menurutnya, identifikasi resiko dan penyebab risiko akan memudahkan pemerintah daerah dalam melakukan upaya penanganan. Dengan begitu akan muncul rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana sebagai langkah pencegahan.
“Akhirnya dipastikan ada rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus,” lanjutnya.
Dia menegaskan, pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri untuk mengurai persoalan stunting. Untuk itu butuh kolaborasi lintas sektoral agar pengentasan stunting berjalan optimal. Pemkab, kata Ristawati, juga tidak tinggal diam melihat persoalan ini. Berbagai intervensi kebijakan telah dilakukan agar Kebumen terlepas dari stunting.
“Harus berjalan beriringan, menyamakan persepsi bahwa stunting ini kita tidak boleh menutup mata,” ucapnya.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan ini pun mengapresiasi kerja keras OPD, pihak swasta, perguruan tinggi, media, NGO serta stakeholder lain yang sudah ikut membantu penanganan kasus stunting.
“Saya sampaikan terimakasih banyak atas peran aktif banyak pihak. Semua harus bergerak dengan satu persepsi menurunkan angka stunting,” sebut Ristawati.
Koresponden : Red