Kabupaten Wonogiri – Pemberangkatan perdana Pekerja Migran Indonesia (PMI) setelah Pandemi Covid-19 akan segera dilakukan Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Sebanyak 81 orang pekerja akan berangkat ke ke Malaysia untuk bekerja. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengatakan ada 81 orang yang merupakan lulusan baru dari SMK akan menjadi bagian dari PMK, Rabu (23/6/2022).
“Ini 81 orang. Masih ada waiting list 100 orang yang akan berangkat ke Malaysia,” ungkap Bupati Wonogiri kepada media seusai acara.

Joko Sutopo menuturkan jika pihaknya akan terus me-monitoring persiapan pemberangkatan puluhan orang imigran tersebut. Hal itu dirasa perlu dilakukan untuk keamanan dan kenyamanan para pahlawan devisa negara tersebut.
“Mereka adalah PMI dari Wonogiri yang bakal berangkat perdana setelah Covid-19 melandai. Sebelum pandemi sudah ada, tapi ini nanti yang berangkat pertama setelah adanya Pandemi Covid-19. Berangkatnya awal Juli rencananya,” katanya.
Joko Sutopo mengatakan juga akan terus mendukung dan memberikan kesempatan kerja bagi semua kalangan masyarakat jika memang ada masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, utamanya melalui PMI tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Wonogiri Ristanti mengatakan hingga saat ini lebih dari 60 negara telah membuka kembali lapangan pekerjaan bagi PMI pasca Pandemi Covid-19, di antaranya adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Inggris, Korea Selatan, dan sejumlah negara lainnya.
“Banyak yang (mencari pekerjaan) secara mandiri, jadi kami tidak mendeteksinya. Ada juga yang ke Yunani, Austria, dan lain-lain. Banyak yang mendaftar langsung ke perusahaan di negara itu secara mandiri,” kata dia.
Berdasarkan data, Ristanti mengatakan dari tahun 2018 hingga 2019 pihaknya telah menempatkan 1.500 orang PMI dari Wonogiri dengan negara tujuh negara dengan pengiriman terbanyak adalah Malaysia, Hongkong, Taiwan, Singapura, Brunai Darusalam, Korea Selatan, dan pemagangan di Jepang.
“Paling banyak peminatnya penempatan Malaysia, karena bahasanya juga mirip dengan Indonesia dan pemberangkatannya gratis ditanggung perusahaan penerimanya. Salary-nya juga lebih tinggi dari UMK di Indonesia, masih ditunjang sejumlah fasilitas,” kata Ristanti.
Koresponden : Firfeb