Kabupaten Temanggung – Pada malam peringatan 10 Muharam, Komandan Tempur Elektoral Bintang Dua Dapil 3 Temanggung, Teguh Budi Santoso atau yang akrab disapa Pak Teguh menghadiri undangan acara adat di Desa Cemoro, Wonoboyo. Acara adat yang diselenggarakan adalah untuk memperingati momen bersejarah sekaligus menampilkan pertunjukan Tari Lengger, yakni tarian tradisional tradisional yang populer di Temanggung.
Acara ini digelar di Pendopo Cemoro serta dikenal sebagai identitas perayaan acara adat desa. Pak Teguh tampak duduk di barisan depan bersama tokoh-tokoh masyarakat dan sesepuh Desa Cemoro Wetan didampingi oleh beberapa struktur Partai. Pihaknya juga terlihat bercengkrama dengan masyarakat setempat sebagai upaya untuk membangun bonding.

Pak Teguh juga menyampaikan beberapa kata sambutan, di mana pihaknya menekankan pentingnya melestarikan adat dan budaya lokal. Lebih lanjut, ia juga akan mendukung upaya pelestarian budaya setempat jika terpilih sebagai anggota legislatif.
Meskipun acara tersebut berlangsung secara adat dan budaya, tetapi upaya caleg untuk hadir dalam peringatan 10 Muharam dan menyampaikan komitmen pelestarian budaya diharapkan bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional serta memberikan warna tersendiri dalam kampanye politik di wilayah tersebut.
“Mari kita bersama-sama menjaga dan mempersembahkan keunikan adat budaya lokal sebagai cerminan kearifan dan kekayaan budi pekerti bangsa. Acara adat budaya lokal adalah warisan tak ternilai yang mencerminkan identitas, nilai-nilai, dan kearifan nenek moyang kita. Merawat acara adat budaya lokal berarti mempertahankan akar budaya yang memperkuat jati diri kita sebagai bangsa,” ujar Pak Teguh.
“Ini juga berperan dalam memupuk rasa cinta tanah air dan menggugah kesadaran akan pluralitas yang harus kita hargai. Dengan menghargai dan merayakan acara adat budaya lokal, kita turut berkontribusi dalam melestarikan keindahan dan keberagaman warisan leluhur untuk generasi mendatang,” lanjutnya.
Pak Teguh juga menegaskan pentingnya merefleksikan semangat kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mengedepankan persatuan serta keberagaman, di antaranya tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti ‘Berbeda-beda tetapi tetap satu jua’.
“Semboyan itu adalah ajaran yang mendorong kerukunan dan kesatuan antar suku, agama, dan adat istiadat yang beragam. Dengan menghargai dan merawat adat budaya lokal, kita meneruskan semangat Bung Karno dalam memupuk cinta tanah air, menciptakan kesadaran akan identitas bangsa, dan menjaga kebersamaan di tengah beragamnya Indonesia,” pungkasnya.
Koresponden : Enggar – Zidan