Modal Berpolitik Punya 3K: Karakter, Kompetensi, dan Kapasitas

0
Kader Komunitas Juang, Wisda Pridatoe

Kota Semarang – Setelah mengalami pergulatan batin selama dua tahun, Wisda Pridatoe akhirnya mantap terjun ke dunia politik. Tanpa keraguan akhirnya ia bergabung di dalam Komunitas Juang (KJ) di bawah naungan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah sejak 2017 silam. Disutalah ia berproses, bergrogres, dan berkarya.

Wisda sapaan akrab Wisda Pridatoe mengaku, tertarik terjun di dunia politik muncul sejak duduk di bangku kuliah. Padahal alumni D3 Sastra Inggris Universitas Diponegoro (Undip) Semarang sama sekali tak punya background politik. Baik dari saudara, orang tua, maupun semasa menjadi mahasiswa.

“Saya gak ikut gerakan-gerakan mahasiswa. Demo saja tak pernah,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang saat ditemui di Panti Marhaen DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah.

Kendati demikian, sebagian waktunya dihabiskan untuk project social. Di antaranya, edukasi lingkungan, menanam mangrove, dan menyosialisasikan penyakin berbahaya. Seperti AIDS dan penyakit menular lainnya. “Sekaligus bagaimana supaya penderita tidak dijauhi,” ujarnya.

Berawal menjadi aktivis sosial saat mahasiswa, dari benak Wisda muncul sebuah pertanyaan. Kontribusi apa terhdapa negara yang mengena dan signifikan? Menurutnya, berpolitik adalah jawaban dari pertanyaan tersebut.

“Banyak anak muda yang masih apatis terhadap politik. Kotor dan tidak sehat selalu disematkan terhadap politik. Namun jika dikupas lebih dalam tujuan politik itu mulia,” terangnya.

Di Komunitas Juang, bapak satu anak ini mendapatkan penugasan pertama mengurus media internal sebagai unit multi media. Namanya Derap Juang. Penugasan kecil-kecil ia lewati. Hal itu menjadi sarana untuk membuktikan bahwa dirinya punya kemampuan dan berkarya.

Dua tahun berlalu, pada 2019 dirinya terpilih dan diberi amanah masuk struktural Partai di Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Candisari. Selang satu tahun kemudian ditarik ke Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Semarang. Saat ini, ia ditugaskan menjadi Koordinator Derap Juang Jawa Tengah.

Ia bertanggung jawab seluruh Koresponden yang ada di Jawa Tengah dari sisi medianya. “Saat ini juga secara elektoral ditugaskan untuk nantinya bertempur di 2024. Di Dapil Candisari dan Tembalang,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menjadi tenaga ahli Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Semarang.

Wisda menyadari, perjalanan karir berpolitik merupakan bagian dari tugas. Ia paham betul sebagai kader Partai, dididik dan disiplin untuk mengabdi dan mengisi pos strategis. Partai menjadi kendaraan untuk mendengar aspirasi rakyat. Meskipun oreintasinya adalah kekusasaan. “Parpol harus mendengar wong cilik. Memperkuat tenaga kaum marhaen. Butuhnya apa? Itu yang kita perjuangkan,” tegasnya.

Menurutnya, modal berpolitik itu 3K. Pertama, harus punya karakter. Yakni, punya reputasi yang baik, sehingga ada nilai tambah yang menjadi pembeda dengan orang lain. Kedua, memiliki kompetensi yang bisa diandalkan supaya mampu survive dalam berkompetisi. Ketiga, punya kapasitas yang mumpuni. Seperti jam terbang tinggi dan skill yang terus diasah.

“Paradigma itulah yang harus dikampanyekan. Kalua tiga hal itu oke, pasti menjadi orang penting,” bebernya.

Ditanya tentang ambisi politik, ia mengaku hanya fokus dan mengalir saja apa yang menjadi tugasnya. Cita-cita meraih karir politik tertinggi harus diduduki terhadap aturan Partai. Jangan ambisi pribadi melebihi aturan organisasi. “Kalau seperti itu kan offside. Gak menghargai peran Partai yang sudah membesarkan nama kita,” jelasnya.

Tantangan juga kerap dihadapi Wisda sebagai politisi muda. Kerap diremehkan. Anak muda bisa apa? Namun ia tak menggubris hal itu. Justru membuat dirinya termotivasi untuk membuktikan kemampuannya. “Harus survive. Punya mentor yang mendidik, diskusi, dan cari solusi,” imbuhya.

Ia juga meneladani senior dan pembesar Partai yang telah berkiprah. Baik di Lembaga eksekutif maupun legislatif. Dirinya merasa senang mendapatkan ruang dan kesempatan belajar. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) merupakan sosok yang dijadikannya teladan. “Kota Semarang di bawah Pak Hendi sudah oke. Berhasil membawa Kota Semarang semakin perform,” tuturnya.

Ia berharap, sebagai ibu kota Jawa Tengah, Kota Semarang dapat leeding sector dan percontohan kota lainnya. Masyarakat punya SDM yang mumpuni untuk membangun Kota Semarang yang semakin hebat. Sebab, menurutnya, tantangan ke depan akan kompleks. “Anak muda juga jangan kalah. Harus menjadi pioneer dan berkontribusi dengan modal 3K tadi,” tandasnya.

Artikel ini juga telah dimuat di Jawa Pos Radar Semarang pada 14 Mei 2022.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here