Kabupaten Temanggung – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Sofwan Dedy Ardyanto S.M meraih penghargaan bergengsi nasional ‘Sang Pamomong 2025’. Sosoknya dinilai punya komitmen kuat dalam membangun dan menyerap aspirasi di desa. Bahkan di Jateng, Sofwan menginisiasi program ‘SDA Sambang Desa’ dan warga bisa menyampaikan aspirasi 24 jam di rumah aspirasi yang dibangun di kabupaten/kota.
Kisah Perjalanan SDA
Sofwan Dedy Ardyanto atau yang kemudian dikenal sebagai ‘SDA’ adalah bukti nyata seorang politisi yang lahir dari bawah dengan usaha keras, ketekunan, dan disiplin tinggi.
Pria kelahiran Kudus, 25 Agustus 1973 itu tidak ujug-ujug menjadi ‘wakil rakyat’. Ia mengabdi di PDI Perjuangan sudah lama, berangkat dari posisi staf tenaga ahli dan nyantrik ke Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Ir. Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
SDA pada masa orde baru adalah wartawan Majalah Berita Mingguan Panji Masyarakat di Jakarta. Sebuah majalah yang saat itu memiliki posisi tawar kuat dalam demokratisasi dan kritis.
Bercerita tentang SDA adalah bercerita soal dua hal; sebagai penulis dan wakil rakyat, tidak lebih. Dia cukup lama belajar dengan mahaguru korea Bambang Pacul, sekitar 13 tahun. Setidaknya pada tahun 2011-2024 itulah SDA nempel Bambang Pacul dalam banyak momentum.
Ia kini mengemban tugas di Komisi V DPR RI, mengurusi bidang infrastruktur. Salah satu komisi dengan jangkauan luas untuk urusan pembangunan seperti yang diharapkan rakyat.
SDA merupakan sosok pendatang baru di Senayan. Tiket ke Senayan didapat setelah bertarung pada Pileg 2024. SDA menyatakan, sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih, ia menilai sejumlah orang turut berperan mengantarkannya menjadi wakil rakyat. Namun, menurut dia, selama ini sosok Bambang Pacul yang menjadi guru politiknya.
Dituturkan oleh SDA, Bambang Pacul menyebut dirinya mempunyai potensi dan kemampuan, hingga akhirnya ia diwadahi dalam organisasi sayap partai bernama Komunitas Juang.
“Jadi jelas, mentor serta guru ideologi dan politik saya adalah Pak Bambang Wuryanto,” kata Sofwan dalam keterangannya.
Ia memandang, bila dalam dunia pewayangan Bambang Pacul dinilainya sebagai sosok Krisna, sementara, ia sendiri digambarkan sebagai sosok Setyaki, lantaran mempunyai kesetiaan yang tinggi.
Menurut dia, sudah sejak lama Bambang Pacul mendorongnya maju sebagai calon legislatif (caleg). Dimulai sejak Pemilu 2009, 2014, 2019, hingga pada 2024. Sebelumnya, ia enggan maju bertarung dalam Pileg, dan lebih senang berkutat dengan pembinaan kader-kader muda.
Namun, pada tahun 2020, pria berdarah Yogyakarta-Kudus itu tak lagi mampu menolak permintaan Bambang Pacul untuk maju bertarung dalam Pemilu. Takdir membawanya terpilih sebagai wakil rakyat dengan total perolehan sebesar 115.069 suara.
SDA Sambang Desa
Untuk urusan mendengar aspirasi, menginisiasi cara baru yang dinamakan ‘SDA Sambang Desa’. Program ini terinspirasi dari Sang Proklamator, Bung Karno. Presiden RI pertama tersebut kerap menisbahkan dirinya sebagai ‘Penyambung Lidah Rakyat’.
Hal itu yang menginspirasi SDA untuk turun langsung ke desa atau kelurahan di daerah pemilihan (dapil) VI Jawa Tengah. “Ini adalah salah satu cara kami untuk silaturahim sekaligus menghimpun dan mendengar aspirasi masyarakat. Termasuk mengetahui secara detail kondisi lapangan secara riil,” ujarnya.
Misalnya dalam waktu dekat ini Sofwan menggelar forum ‘SDA Sambang Desa’ di Desa Jambon, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung. Tak canggung, ia duduk bersama dan mendengarkan cerita masyarakat Desa Jambon. Pria berkacamata itu langsung menyerap aspirasi secara terbuka dengan cara dialogis.
Melalui program tersebut, SDA mengaku semakin mengetahui kondisi yang dialami masyarakat. “Bagaimanapun, kedaulatan tertinggi sejatinya berada di tangan rakyat. Hal itu, mengingat tujuan utama dari Dewan Perwakilan Rakyat adalah menjembatani kebutuhan masyarakat dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan daerah atau wilayah,” kata dia.
SDA pun tak sungkan untuk menjawab pertanyaan, keluhan maupun kebutuhan rakyat akan kehidupan yang lebih baik. “Tugas dan dedikasi kami adalah untuk mengaspirasi kebutuhan masyarakat, sehingga harapan meningkatnya kemajuan daerah dapat segera tercapai,” terangnya.
SDA adalah pendatang baru yang mampu menambah kursi di dapil 6. Untuk ukuran caleg pertama kali maju, ia tergolong sosok yang berhasil. Kemampuannya dalam mengeksekusi lumbung-lumbung suara tidaklah diragukan lagi.
Dalam menampung aspirasi rakyat, SDA memiliki rumah aspirasi di Temanggung. Tepatnya berada di Dusun Kuncen RT 02 RW 04 no 04, Badran, Kec. Kranggan, Kabupaten Temanggung. Di rumah aspirasi ini siapa saja boleh datang setiap saat. Rumah aspirasi SDA yang berada di pinggir jalan utama Purwokerto-Semarang itu pun buka 24 jam.
Begitu dia turun ke bawah, dalam sehari menargetkan minimal 5 desa. Dalam kalkulasi itu SDA menyampaikan dalam setahun dia menargetkan minimal 30 persen desa di dapil, dimana dia diberi amanah, tuntas dikunjungi. Aspirasi-aspirasi masyarakat yang sering muncul kebanyakan adalah infrastuktur dan itu sekarang berada di bidang komisinya di DPR.
Aspirasi lain menurut SDA yang dikeluhkan masyarakat adalah pertanian dan pendidikan. “Semua aspirasi mereka Insyaallah akan saya tuntaskan selama menjadi anggota Dewan,” jelasnya.
Tim Editor
https://shorturl.fm/cNWe8
https://shorturl.fm/w6EwV